SERAYUNEWS– Kabupaten Wonosobo sarat dengan nilai-nilai budaya leluhurnya. Saat momentum hari jadi Kabupaten Wonosobo, terdapat prosesi Tapa Bisu yang akan berlangsung Minggu (23/7/2023) petang. Yaitu, prosesi kirab empat pusaka yang terdiri Air Suci Tirto Perwitosari, Siti Bantolo, Songsong Agung dan Tombak Katentreman (Pusoko).
Empat pusaka ini dibedhol dari Desa Plobangan Kecamatan Selomerto, dikirabkan dari Taman Plasa menuju Pendopo Bupati Wonosobo. Pada prosesi itu, para peserta kirab tidak ada yang berbicara. Semua hening tanpa suara. Mereka berjalan membawa obor sebagai simbol doa dalam rangka hari jadi Kabupaten Wonosobo.
Sesampainya di Pendopo Kabupaten Wonosobo, empat pusaka tersebut diserahkan kepada Bupati dan Wakil Bupati disaksikan seluruh undangan doa lintas agama. Kegiatan berlanjut dengan Prosesi Birat Sengkala di paseban timur Alun-alun Kota Wonosobo. Sejumlah prosesi itu sarat akan nilai-nilai budaya.
Melansir keterangan di akun instagram Sekretariat Daerah (Setda) Wonosobo, prosesi Birat Sengkala merupakan rangkaian doa secara budaya oleh sesepuh adat dan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Mereka tergabung dalam Majelis Luhur Kepercayaan terhadap Tuhan YME Indonesia (MLKI) Wonosobo.
“Birat Sengkala bermakna mengusir sengkala atau menyingkirkan segala bentuk kesialan/keburukan/ malapetaka/rintangan, agar ke depan Kabupaten Wonosobo lebih tentram, makmur dan sejahtera,” tulis keterangan instagram @setdawonosobo dikutip serayunews.com, Sabtu (22/7/2023).
Dia menjelaskan, terdapat air dari 7 sumber mata air, yaitu tuk bima lukar, tuk goa sumur, tuk mudal, tuk suradilaga, tuk tempurung, tuk kaliasem dan tuk sampang akan dicampur menjadi satu oleh Bupati dan Wakil Bupati Wonosobo. Air kemudian digunakan sebagai sarana Birat Sengkala.
Sebelum prosesi Birat Sengkala, diserahterimakan Songsong Agung dan Tombak Katentreman. Selanjutnya prosesi berlanjut menuju tengah Alun-alun Wonosobo untuk dilakukan penanaman tanah yang diambil dari Desa Plobangan yang merupakan cikal bakal pemerintahan di Wonosobo di sekitar beringin Alun-alun Wonosobo.
Pemercikan air dilakukan juga ke empat arah penjuru mata angin, yakni Selatan, Barat, Utara dan Timur. Air yang dipercikkan dengan daun dadap serep (godhong tawa) itu, diambil dari tujuh sumber mata air yang sudah dicampur atau ngracik tirta suci oleh Bupati dan Wakil Bupati Wonosobo.