Cilacap, serayunews.com
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Cilacap Paiman menyampaikan, rencananya Festival Nelayan ini berlangsung dua hari. Acara akan berlangsung pada 11-12 Agustus 2022 atau Kamis Wage dan Jumat Kliwon.
Adapun dalam rangkaian acaranya, mulai pada Kamis (11/8). Awalnya adalah malam renungan dan doa bersama di Pendapa Wijayakusuma Cakti Cilacap. Hal serupa juga berlangsung di masing-masing kelompok nelayan.
Kemudian untuk prosesi acara puncaknya yakni pada Jumat Kliwon tanggal 12 Agustus 2022. Saat itu akan ada kirab budaya yang berpusat di Pendapa Wijayakusuma Cakti Cilacap. Akan ada dengan tari tradisional, kirab jolen, dan lainnya.
Paiman menambahkan, nelayan memakai pakaian tradisional dan akan mengarak jolen. Jalur arak-arakan adalah Alun-alun Kota Cilacap–Jalan Ahmad Yani–Letjend Sutoyo–Brug Menceng–THR Teluk Penyu Cilacap.
“Dalam prosesinya kelompok nelayan Cilacap bersama HNSI Cilacap yang bakal terlibat pada Festival Nelayan 2022. Mereka adalah kelompok nelayan PPSC, Pandanarang, Bengawan Donan, Lengkong, Sidakaya, Sentolokawat, Kemiren dan Tegalkatilayu,” ujarnya, Jumat (29/7/2022).
Paiman berharap, dengan Festival Nelayan 2022 ini dapat menambah geliat wisata di Cilacap semakin meningkat. Sebelumnya festival ini terhenti tiga tahun akibat terdampak pandemi Covid-19.
“Tentunya adanya Festival Nelayan ini juga dapat memberikan multi player efek pada masyarakat Cilacap. Seperti mendorong tumbuhnya perekonomian di kalangan UMKM Cilacap serta geliat wisata budaya di Cilacap,” ujarnya.
Bakal kembalinya arak-arakan jolen dari Pendapa Kabupaten Cilacap tentunya disambut baik oleh nelayan. Apalagi mereka sudah rindu karena sempat tertunda hampir tiga tahun akibat pandemi Covid-19.
“Nelayan berharap sedekah laut secara meriah, soalnya setelah tiga tahun tidak ada akibat terdampak pandemi. Ini permintaan teman-teman nelayan agar pelaksanaan seperti tiga tahun yang lalu agar lebih semarak,” ujar Wakil Ketua I DPC HNSI Cilacap Pardjo Hadi Pranoto.
Pardjo menambahkan, gelaran budaya tradisi sedekah laut diadakan rutin setiap tahun di bulan Sura (penanggalan jawa) sebagai bentuk syukur nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah diberikan keselamatan dan hasil tangkapan ikan yang diharapkan melimpah.
“Sedekah laut sebagai acara tradisi atau budaya yang di uri-uri, tujuan kita sebagai rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wataala, ucapan terima kasih, pertama nelayan diberi keselamatan, kesehatan, selanjutnya nelayan diberi penghasilan dengan menangkap ikan, ke depannya supaya penghasilan yang lebih banyak lagi,” ujarnya.
Adapun dalam bentuk rasa syukurnya, para nelayan membuat jolen berisi sesaji diantaranya kepala sapi atau kambing yang kemudian dilarung ke tengah laut.
“Kalau HNSI insyaallah besok sapi, ada yang mungkin kepala kambing, itu sesuai kemampuan,” ujarnya.