
SERAYUNEWS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap terus memperkuat kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana banjir dan tanah longsor jelang musim hujan.
Salah satu langkah strategis yakni pengajuan anggaran Rp20 miliar ke pemerintah pusat untuk program normalisasi Sungai Kaliyasa yang melintasi wilayah perkotaan.
Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman mengatakan, pendangkalan di Sungai Kaliyasa sudah berada pada level mengkhawatirkan dan berpotensi memicu banjir luas saat curah hujan tinggi, terlebih jika berbarengan dengan pasang air laut (rob).
“Kemarin saat olahraga pagi, kami sempat mengecek beberapa ruang terbuka hijau dan sungai, termasuk Kaliyasa yang pendangkalannya sudah luar biasa. Detail Engineering Design (DED) untuk perbaikan tanggul sudah jadi, tapi masih terkendala pembebasan lahan di kanan kirinya,” ujar Syamsul, Senin (3/11/2025).
Menurut Syamsul, pemerintah daerah telah menyusun usulan anggaran ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Komisi V DPR RI dan Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) agar proyek tersebut dapat segera direalisasikan.
“Kami sudah mengusulkan lebih dari Rp20 miliar untuk normalisasi sungai-sungai yang bermuara ke Kaliyasa. Beberapa anak sungai juga sudah sangat dangkal. Usulan ini kami ajukan untuk tahun 2026 dan sudah dikomunikasikan langsung dengan satuan kerja terkait,” jelasnya.
Selain program fisik, Pemkab Cilacap juga menyiapkan langkah non-struktural dengan memperkuat kesiapsiagaan personel dan sarana prasarana menghadapi potensi bencana.
Dalam waktu dekat, pemerintah daerah akan menggelar apel kesiapsiagaan bencana bersama Forkopimda, BPBD, serta seluruh organisasi perangkat daerah (OPD).
“Besok kita akan cek langsung kekuatan personel, sarana prasarana seperti perahu karet, logistik di masing-masing OPD, serta mengoptimalkan Pusdalops dan sistem peringatan dini seperti EWS dan BMKG,” tutur Bupati.
Bupati juga menyoroti potensi tanah longsor di wilayah barat Cilacap, terutama di Kecamatan Karangpucung, Cimanggu, Majenang, Wanareja, dan Dayeuhluhur.
Ia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan, terutama pada puncak musim hujan antara November hingga Februari.
“Kami sudah minta BPBD untuk terus sosialisasi. Kalau hujan deras lebih dari tiga jam, warga di bawah lereng sebaiknya segera mengungsi ke tempat aman,” tegasnya.
Dengan kombinasi penguatan infrastruktur dan antisipasi dini, Pemkab Cilacap berkomitmen menekan risiko bencana banjir dan longsor agar tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerugian besar di musim penghujan tahun ini.