SERAYUNEWS – Beberapa negara melaporkan adanya peningkatan kasus COVID-19, termasuk beberapa negara di Asia Tenggara.
Setelah Singapura melaporkan kenaikan jumlah kasus COVID-19, Hong Kong juga mencatat peningkatan kasus akibat virus SARS-CoV-2 tersebut.
Walaupun COVID saat ini sudah endemik, data terbaru menunjukkan adanya gelombang infeksi baru yang mungkin oleh menurunnya kekebalan tubuh serta rendahnya tingkat vaksinasi ulang, terutama di kalangan kelompok yang rentan.
Negara-negara Mana saja yang Mengalami Gelombang Covid-19 Terbaru?
Kasus Covid-19 di Hong Kong mengalami kenaikan yang signifikan, dengan hasil tes positif dari sampel pernapasan dan jumlah penyakit serius mencapai angka tertinggi yang tidak pernah terjadi dalam setahun terakhir.
Di antara negara-negara yang melaporkan gelombang terbaru Covid-19, Hong Kong merupakan yang paling menjadi perhatian dengan 31 kematian tercatat pada minggu yang diakhiri pada 3 Mei.
Kasus paling parah biasanya melibatkan orang-orang berusia di atas 65 tahun. Tingkat infeksi melonjak dari 1,7 persen pada pertengahan Maret menjadi 11,4 persen, mengungguli puncak yang terjadi pada bulan Agustus lalu.
Rumah sakit mulai menerima lebih banyak pasien anak yang terkena Covid, banyak di antaranya belum menerima vaksin, sehingga timbul desakan mendesak untuk memvaksinasi anak-anak. Gelombang ini akan mencapai puncaknya dalam dua hingga tiga minggu ke depan dan bisa bertahan hingga tiga bulan.
Kementerian Kesehatan Singapura baru-baru ini mengumumkan bahwa kasus Covid-19 meningkat sebesar 28 persen pada minggu yang berakhir pada 3 Mei, dengan sekitar 14.200 infeksi baru.
Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit juga naik hampir 30 persen dalam periode yang sama.
Informasi ini merupakan pembaruan signifikan pertama dari Singapura mengenai jumlah kasus Covid-19 dalam hampir satu tahun terakhir, dan biasanya hanya dilakukan untuk wabah besar.
Pejabat setempat telah menegaskan bahwa varian virus baru yang lebih berbahaya tidak muncul. Sebaliknya, kenaikan ini terutama dikaitkan dengan berkurangnya kekebalan di kalangan penduduk.
Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa jenis virus yang beredar saat ini lebih berbahaya. Otoritas kesehatan mendorong lansia dan individu dengan masalah kekebalan untuk mendapatkan suntikan booster, karena kelompok ini tetap berisiko tinggi terhadap penyakit parah.
Cina juga mengalami lonjakan Covid-19, dengan tingkat positif di kalangan pasien dengan gejala mirip flu meningkat dari 7,5 persen menjadi 16,2 persen antara 31 Maret dan 4 Mei. Covid-19 kini menjadi penyebab utama gejala flu bagi pasien rawat jalan.
Cina menghadapi gelombang yang mirip dengan puncak yang terjadi pada musim panas lalu, dengan jumlah tes positif di kalangan pasien rawat inap meningkat dua kali lipat dalam lima minggu terakhir.
Setelah acara besar selama festival Songkran di bulan April, Thailand melaporkan adanya peningkatan kasus Covid-19, termasuk dua kluster wabah.
Pemerintah mengingatkan masyarakat, terutama para lansia dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu, untuk tetap mendapatkan vaksinasi.
Situasi ini menjadi peringatan bagi seluruh negara di Asia untuk meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan langkah-langkah antisipasi guna mencegah penyebaran lebih lanjut. Vaksinasi dan protokol kesehatan tetap menjadi kunci utama.