
SERAYUNEWS- Tekanan pekerjaan dan deadline yang saling berebut perhatian sering membuat tubuh memberi respons fisik, salah satunya berupa nyeri dada.
Banyak orang mengabaikannya sebagai efek stres atau kelelahan, padahal gejala ini bisa menjadi tanda awal gangguan jantung serius, termasuk serangan jantung.
Saat stres melonjak, tubuh melepaskan hormon adrenalin dan kortisol. Dampaknya:
⦁ Detak jantung meningkat,
⦁ Otot tubuh menegang,
⦁ Napas menjadi pendek,
Sehingga memicu sensasi tertekan, panas, atau nyeri pada dada.
Jika dibiarkan, stres dapat berkembang menjadi gangguan kecemasan atau serangan panik, yang menimbulkan gejala serupa serangan jantung, seperti:
⦁ Sesak napas,
⦁ Keringat dingin,
⦁ Pusing,
⦁ Dada terasa diremas,
Yang sering membuat banyak orang terkecoh.
Tak hanya itu, stres kronis juga berdampak pada postur tubuh saat bekerja, terutama yang duduk lama di depan komputer. Ketegangan di area dada dan punggung kemudian menimbulkan ketidaknyamanan dan nyeri berulang.
Lebih berbahaya lagi, stres dapat menutupi gejala awal angina (angin duduk) tanda gangguan pembuluh darah jantung yang bisa muncul bahkan saat istirahat.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS), dr. Vireza Pratama, SpJP(K), FIHA, FAsCC, FSCAI, menjelaskan bahwa perbedaan antara nyeri dada akibat stres dan nyeri karena gangguan jantung sangat penting dikenali.
Ciri Nyeri Dada Akibat Stres
⦁ Hanya berlangsung sesaat dan membaik saat tubuh rileks,
⦁ Tidak menjalar ke bahu, lengan, rahang, atau punggung,
⦁ Tidak disertai pingsan, mual hebat, atau keringat dingin ekstrem.
Harus Waspada Jika Nyeri:
⦁ Berlangsung lebih dari 15 menit,
⦁ Terasa seperti ditekan benda berat di dada,
⦁ Menjalar ke lengan kiri atau rahang,
⦁ Muncul sesak napas berat, mual, pingsan, atau keringat dingin,
⦁ Muncul bahkan ketika Anda sedang beristirahat.
Kondisi tersebut merupakan gejala serangan jantung dan memerlukan pertolongan segera.
Hospital Director Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Fiktorius Kuludong, MM, menegaskan pentingnya evaluasi cepat untuk menentukan penyebab nyeri dada.
Mayapada Hospital menghadirkan Chest Pain Unit, unit khusus yang melakukan skrining nyeri dada secara cepat, akurat, dan terstandar internasional.
⦁ Pemeriksaan awal GRATIS bila tidak ditemukan tanda gangguan jantung.
⦁ Penanganan cepat dengan rujukan langsung ke dokter spesialis jika ada indikasi masalah jantung.
⦁ Skrining mencakup cek tanda vital, EKG, konsultasi dokter, hingga triase di IGD.
Jika gejala mengarah pada serangan jantung, Tim Cardiac Emergency 24 Jam siap melakukan tindakan Primary PCI dengan standar door to wire < 60 menit, yang menjadi prosedur emas penyelamatan pasien.
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mencatat adanya kenaikan 0,63% penderita penyakit jantung. Sekitar 14 ribu warga telah terdiagnosis memiliki penyakit jantung, membuat tren pembiayaan pemerintah naik signifikan dari Rp 12 triliun menjadi Rp 17 triliun secara nasional.
Sub Koordinator P2PTM dan Kesehatan Jiwa Dinkes Bengkulu, Andi Aprianto, SKM, MPH, menekankan bahwa edukasi kesehatan dan pemeriksaan rutin adalah kunci untuk menekan lonjakan kasus.
Menurutnya gaya hidup sehat, kontrol pola makan, aktivitas fisik, dan pemeriksaan berkala wajib dilakukan untuk mencegah komplikasi serta meringankan beban pembiayaan keluarga dan negara.
Untuk skrining jantung dan nyeri dada, masyarakat dapat menghubungi:
⦁ Call Center: 150770
⦁ WhatsApp: 0817 17 150770
Aplikasi MyCare juga menyediakan fitur pemantauan kesehatan, artikel edukatif, hingga integrasi dengan Google Fit untuk memantau langkah harian, kalori, detak jantung, dan BMI.