SERAYUNEWS – Sekolah bukan sekadar tempat belajar. Ia bisa menjadi jembatan untuk keluar dari belenggu kemiskinan, terutama bagi anak-anak yang selama ini terpinggirkan aksesnya.
Inilah semangat di balik pendirian Sekolah Rakyat, program baru pemerintah yang diresmikan pada 2025.
Lewat Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025 dan Keputusan Menteri Sosial Nomor 49/HUK/2025, negara menyatakan komitmennya untuk mendekatkan pendidikan kepada kelompok masyarakat paling rentan.
Fokus utamanya adalah anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem yang selama ini kesulitan menikmati layanan pendidikan berkualitas.
Sekolah Rakyat merupakan program pendidikan berasrama (boarding school) yang dirancang khusus untuk peserta didik dari kelompok prasejahtera.
Tak hanya menyediakan pendidikan formal, sekolah ini juga menawarkan pengasuhan penuh, pembentukan karakter, pelatihan keterampilan, serta asrama dan makan harian secara gratis.
Program ini mengombinasikan pendekatan akademik, pengembangan soft skill, dan pembinaan sosial.
Harapannya, lulusan Sekolah Rakyat tidak hanya cerdas secara kognitif, tetapi juga tangguh menghadapi tantangan sosial dan ekonomi.
Pendirian Sekolah Rakyat bukan semata proyek infrastruktur, tetapi bagian dari strategi nasional pengentasan kemiskinan.
Pendidikan dinilai sebagai alat paling efektif untuk mengubah nasib generasi muda dari keluarga yang termarjinalkan.
Sekolah Rakyat akan menampung siswa SD hingga SMA dari keluarga yang masuk Desil 1 dan 2 Data Sosial Ekonomi.
Mereka akan tinggal di asrama, mendapat makanan bergizi, serta pembinaan intensif selama masa studi.
Dengan model berasrama, anak-anak juga dilindungi dari risiko putus sekolah akibat tekanan ekonomi atau sosial. Rencana pemerintah tidak berhenti di 63 lokasi.
Target jangka menengahnya adalah membangun 200 titik Sekolah Rakyat permanen. Setiap unit akan dilengkapi fasilitas lengkap: ruang belajar, laboratorium, lapangan olahraga, perpustakaan, dan asrama.
Pemerintah daerah didorong untuk berperan aktif melalui penyediaan lahan dan SDM lokal.
Selain itu, skema kerja sama dengan sektor swasta juga akan dibuka, termasuk pelibatan CSR untuk mendukung fasilitas pendidikan dan pelatihan keterampilan.
Sebagai tahap awal, Kementerian Sosial telah menetapkan 63 lokasi penyelenggaraan Sekolah Rakyat yang tersebar di berbagai provinsi.
Lokasi ini meliputi sentra pelayanan sosial, sekolah negeri, politeknik, hingga fasilitas pelatihan milik pemerintah pusat maupun daerah. Berikut beberapa contoh lokasi Sekolah Rakyat berdasarkan provinsi:
Total 63 lokasi tersebut mencerminkan pemerataan akses pendidikan dan pemberdayaan sosial dari barat hingga timur Indonesia.
Jika Anda tinggal di sekitar salah satu wilayah yang disebutkan, Sekolah Rakyat bisa menjadi peluang besar bagi anak-anak di komunitas Anda.***