SERAYUNEWS– Dampak fenomena El Nino banyak dirasakan masyarakat, terlebih pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Perubahan iklim ini menyebabkan kekeringan panjang, hingga menyebabkan penurunan kualitas dan jumlah produksi berbagai sektor usaha. Hal ini tentu akan berimbas pada berkurangnya pasokan dan ketidakstabilan harga pasar.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinnakerkop UKM) Kabupaten Banyumas, Wahyu Dewanto menyebutkan, perubahan iklim ini terjadi secara global.
Hal ini tentu juga dirasakan pelaku usaha di Kabupaten Banyumas, baik usaha perikanan, pertanian, perdagangan dan lainnya. Termasuk pelaku usaha di sektor UMKM.
Dampak El Nino tentu sangat terasa, seperti halnya menyebabkan kekeringan panjang. Ini menjadikan berbagai sektor, seperti halnya sektor pertanian kurang berjalan.
Menjadikan pasokan hasil pertanian mahal, dan memberikan dampak harga-harga kebutuhan masyarakat tidak stabil, juga memicu inflasi di daerah. “Pelaku usaha pasti merasakan dampaknya,” ujarnya, Selasa (31/10/2023).
Pihaknya turut prihatin dengan kondisi yang terjadi dampak El Nino ini. Namun demikian, Dinnakerkop UKM pun belum memiliki anggaran, seperti halnya memberikan bantuan tunai kepada pelaku usaha.
“Kalau bantuan secara khusus yang diarahkan untuk dampak seperti itu tidak ada, karena ini diluar prediksi kami,” jelasnya.
Namun demikian, pihaknya terus berupaya melakukan pendampingan dan pembinaan kepada para pelaku usaha, agar kedepan memiliki kapasitas dan bisa terus naik kelas.
“Kami berupaya meningkatkan motivasi dan semangat agar pelaku usaha berdaya saing. Berbagai pelatihan-pelatihan kami lakukan agar pelaku usaha memiliki keterampilan lebih, sehingga memacu peningkatan usaha,” jelasnya.
Hal ini juga dinilai sebagai salah satu upaya untuk mengurangi dampak fenomena El Nino, yang berimbas ke berbagai sektor usaha. “Kami juga tentu berupaya agar masyarakat bisa selalu kreatif dan produktif,” tutur dia.
Terpisah, Pelaku Usaha Minuman di Kecamatan Purwojati, Setiawati mengaku meskipun saat ini cuaca terik, daya beli masyarakat sedang sangat turun. Omzet penjualannya dinilai kurang bergairah.
“Saya kurang tahu persis kenapa usaha sedang kurang bergairah. Hampir semua pelaku usaha sepertinya sedang mengalami masa prihatin,” ujarnya.