Danpuspenerbad Mayjen TNI Dwi Wahyu bernostalgia dengan mengunjungi almamaternya, SMA N 1 Purbalingga, Selasa (15/11/2022). Kunjungan itu dilakukan di sela rangkaian acara HUT Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) TNI AD ke 63, di Purbalingga.
Pada kesempatan itu, Mayjen Wahyu menceritakan kenangan masa-masa sekolahnya. Di antaranya cerita dia berangkat sekolah yang mengayuh sepeda, hingga kesan pada guru-guru yang mengajar.
“Pertama jelas silaturahmi, seperti yang diajarkan oleh agama, bahwa jalinlah silaturahmi. Apalagi ini sekolah, almamater saya,” katanya.
Dia bercerita, berangkat ke sekolah naik sepeda dari tempat tinggalnya di Desa Bakulan Kecamatan Kemangkon, sampai ke SMA 1 Purbalingga. Jarak tempuh sekitar 11 KM, tenaga yang sudah terkuras itu menjadikan dia kadang tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran.
“Dari Bakulan sampai sini (Sekolah, red) kadang sudah gemrobyos kringet, begitu jam pelajaran kadang-kadang jadi kurang fokus, tapi gurunya oke-oke, keren, ” ujarnya.
Beberapa nama guru yang pernah mengajar, juga dia sebutkan. Masih sangat diingat nama-nama tersebut. Bukti sangat terkesannya dia pada orang-orang yang berjasa dalam perjalanan hidupnya.
“Ada Pak Sunarto Wiryo, bu Endah, terus ada Pak Karman. Guru-guru dulu itu hebat, kalau nakal di jewer. Tapi itu dalam unsur Pembinaan, njewernya itu penuh kasih sayang. Itu bagian mempersiapkan mereka (Murid, red) untuk masa depan, tidak membiarkan salah,” katanya.
Tak sekedar bersilaturahmi, Mayjen Wahyu juga menyapa murid-muris kelas XII. Dia memotivasi siswa untuk serius dan giat dalam menuntut ilmu. Tak perlu berkecil hati, mesti berasal dari kota kecil. Bermodal ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas, itu bisa menjadi tokoh besar.
“Siswa-siswa ini setelah diberi bekal, nantinya siap untuk berbakti pada nusa dan bangsa. Generasi muda harus punya harapan, yang tua kan akan pensiun maka mereka lah yang akan meneruskan. Ini bagian Peningkatan Wawasan Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Bela Negara,” kata dia.
Seorang Guru SMA N 1 Purbalingga, Yuliani juga berkisah semasa sekolah. Dia termasuk kenal dengan Danpuspenerbad sejak dulu. Menurutnya, Mayjen Wahyu sudah aktif berorganisasi sejak SMA, jiwa kepemimpinannya sudah muncul.
“Saya sekarang guru di sini (SMA N 1 Purbalingga, red) dan dulu lulusan sini juga, adik kelas Pak jenderal. Beliau aktif berkegiatan, jiwa kepemimpinannya sudah terlihat. Dia juga orang yang peduli dengan lingkungan, dengan teman,” katanya.
Apa yang disampaikan Mayjen, diakui oleh Yuliani. Bahwa Mayjen Wahyu semasa sekolah, kadang mengayuh sepeda tapi kadang juga jalan kaki. Sebagai siswa SMA, Mayjen Wahyu juga tidak luput dari kenakalan remaja. Meski disiplin, bukan berati tidak pernah ada ulah nakalnya.
“Benar itu, kalau lagi ada pertandingan tinju Moh Ali, kadang mlipir. Ya, tidak cuma kakak kelas, adik kelas juga, saya termasuk yang ikut,” kata dia.