SERAYUNEWS– Di tengah keterbatasan ruang dan kapasitas penghuni, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Cilacap justru menunjukkan semangat untuk berinovasi. Dengan mengusung semangat pembinaan berbasis industri, Lapas Cilacap bekerja sama dengan CV Rajasa Mas menggelar pelatihan keterampilan menganyam berbasis serat alam, Senin (16/6/2025).
Sebanyak 11 warga binaan menjadi peserta pertama dalam pelatihan ini, menggunakan daun pandan sebagai bahan utama kerajinan. Mereka bukan hanya peserta, tapi juga akan menjadi agen perubahan di dalam tembok tinggi penjara membagikan ilmu dan keterampilan kepada sesama narapidana.
Inisiatif ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian yang tak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga pada pembangunan karakter dan masa depan. Kepala Lapas Kelas IIB Cilacap, Efendi Johan, menegaskan bahwa kendala kapasitas tak menyurutkan langkah mereka.
“Kami menyadari bahwa jumlah penghuni kami memang melebihi kapasitas ideal. Tapi justru itu jadi alasan kami untuk terus menciptakan ruang-ruang produktif, memanfaatkan itu menjadi kekuatan bukan suatu kelemahan,” ujarnya optimis.
Lebih jauh, Efendi menekankan bahwa keterbatasan fisik bukan alasan untuk membatasi pertumbuhan manusia. “Ketika ruang sempit tak bisa diperluas, maka potensi manusianya yang kami luaskan. Hari ini dan untuk selanjutnya kita akan coba buktikan hal itu,” tambahnya.
Kepala Subsie Kegiatan Kerja, Nanda Hakiki, menyampaikan bahwa pembinaan ini merupakan bagian dari visi besar menjadikan Lapas Cilacap sebagai Lapas Industri Mandiri.
“Kegiatan ini tidak hanya sekadar pembinaan keterampilan, tetapi juga menanamkan nilai kemandirian, kreativitas, dan semangat produktivitas. Bagi kami, pembinaan bukan proyek jangka pendek. Ini adalah investasi jangka panjang bagi manusia yang sempat tersandung tapi tak ingin tumbang,” tuturnya.
Upaya ini juga mendapat sambutan positif dari sektor swasta. Amalia Ayu, perwakilan dari CV Rajasa Mas, mengapresiasi kerja sama ini sebagai bentuk nyata kontribusi sosial.
“Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan membuka jalan bagi warga binaan untuk berkontribusi secara positif setelah masa pidana mereka berakhir,” ujarnya.
Dengan langkah-langkah konkret seperti ini, Lapas Cilacap membuktikan bahwa pembinaan bukan sekadar wacana. Di balik jeruji, ada peluang. Di tengah keterbatasan, tumbuh harapan.