Banjarnegara, serayunews.com
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol M. Iqbal Alqudusy mengatakan, sejak pembukaan posko orang hilang di Mapolres Banjarnegara, Polisi menerima 20 aduan masyarakat yang melapor kehilangan keluarganya. Mereka datang dari berbagai wilayah, seperi Lampung, Sumatera Selatan, Palembang, Solo, Wonosobo, Purbalingga, Yogyakarta, Sumedang, Tasikmalaya, Bogor, dan Depok.
Sebelumnya, tim DVI Polda Jateng berhasil identifikasi empat jenazah yang cocok dengan ante mortem, yakni Paryanto (53) warga Tasikmalaya. Lalu, pasangan suami istri Irsad dan Wahyu Triningsih warga, Lampung, Mulyadi Pratama (45) warga Kota Palembang.
“Korban ini sudah kami serahkan pada pihak keluarga setelah adanya pencocokan,” katanya.
Baca juga: [insert page=’sudah-ada-17-laporan-tiga-korban-dukun-pengganda-uang-di-banjarnegara-teridentifikasi’ display=’link’ inline]
Selain itu, dari hasil pencocokan tim DVI kembali berhasil mengidentifikasi 4 korban lain. Theresia Dewi berhasil teridentifikasi dari pencocokan data ante mortem dan data primer pendukung seperti jam tangan milik korban. Okta Ali Abrianto yang cocok dengan data primer gigi gingsul. Riani dari gigi kelinci yang renggang. Suheri dari gigi kiri.
“Total sudah ada 8 dari 12 korban yang sudah teridentifikasi. Sementara empat korban masih menunggu hasil pencocokan data ante mortem maupun tes DNA dari pihak keluarga. Sebab saat ini ada 20 pelapor dan 16 dari jumah tersebut, sudah cocok dari korban yang sudah teridentifikasi,” katanya.
Sementara itu, Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan, saat ini Satreskrim Polres Banjarnegara telah memeriksa Tohari alias Mbah Slamet warga Desa Balun, Kecamatan Wanayasa dan Budi Santoso (32) warga Comal Pemalang, sebagai tersangka.
Baca juga: [insert page=’pamitnya-mau-kerja-di-jawa-pasutri-lampung-akhirnya-dibunuh-dukun-pengganda-uang’ display=’link’ inline]
Mbah Slamet merupakan dukun pengganda uang sekaligus eksekutor pembunuhan berantai terhadap 12 korban. Sementara Budi Santoso, berperan sebagai marketing dan mencari korban penggandaan uang melalui media sosial.
“Sudah ada 11 orang saksi yang kita periksa, termasuk saksi ahli maupun keluarga korban dan tersangka. Polisi juga masih mengembangkan kasus ini dengan melakukan pemeriksaan terkait kejiwaan,” ujarnya.
“Untuk hasil pemeriksaan psikologis tersangka dalam keadaan baik dan terpantau terus kesehatannya oleh tim dokkes Polres Banjarnegara. Namun tersangka masih berbelit-belit dalam memberikan keterangan,” ujarnya.