Setelah tanya ke Bupati Rembang, Abdul Hafidz, Ganjar mendapat informasi bahwa para pemuda itu adalah relawan yang membantu pasien Covid-19. Mereka adalah para penyintas yang telah sembuh dari isolasi.
“Sini mas, katanya kamu adalah Covid Rangers, itu apa ? Coba sini ceritakan, ini mumpung saya live di instagram dan youtube dan disaksikan banyak orang,” ajak Ganjar.
Miftah Solihin, penggagas relawan Covid Rangers pun maju ke depan mewakili teman-temannya. Kepada Ganjar, Miftah menceritakan awal mula komunitas relawan itu terbentuk.
“Dulu saya penyintas pak, istri dan kedua orang tua saya juga penyintas. Selama kami dirawat itu, kami benar-benar merasakan bahwa pasien tidak hanya berjuang melawan penyakitnya, tapi juga melawan stigmatisasi di masyarakat,” kata Miftah.
Awalnya Miftah bingung bagaimana cara mengedukasi masyarakat sekaligus menyemangati keluarganya yang sedang positif. Namun setelah adik iparnya yang seorang jurnalis positif Covid-19, Miftah mendapatkan ide yang brilian.
“Adik ipar saya itu waktu keluar rumah sakit, mengenakan kaus bertuliskan Pernah Positif. Itu sikap yang sangat positif, tidak takut di bully. Setelah difoto dan diposting di media sosial, ternyata banyak orang yang mendukung dan banyak penyintas yang pesan kaus untuk kampanye melawan stigmatisasi itu,” jelasnya.
Dari berjualan kaus itu, keuntungannya disisihkan untuk membantu pasien Covid-19 baik yang di rawat di rumah sakit atau isolasi mandiri.
Segala kebutuhannya dipenuhi, dengan estimasi budget perpasien Rp120.000. Mereka yang positif Covid-19 dicari kontaknya, dihubungi, diberikan semangat, motivasi dan juga dipenuhi keinginannya dengan uang itu.
“Jadi kita belikan kebutuhannya. Ada yang pengen sate ya kita belikan sate. Ada yang butuh pembalut, kita belikan. Intinya tidak hanya membantu pemenuhan kebutuhan, yang paling penting adalah menguatkan pasien agar merasa tidak sendiri,” jelasnya.
Awalnya gerakan itu hanya kecil. Tapi ternyata, para pasien Covid-19 yang pernah dibantu, setelah sembuh ikut berdonasi dan bahkan mau jadi anggota relawan. Akhirnya, donasi yang terkumpul dan relawan yang bergabung cukup banyak.
“Total saat ini ada 25 relawan Covid Rangers. Setiap hari kami mengecek ada berapa pasien Covid-19, mereka butuh apa, dan lainnya. Kami juga aktif mengedukasi masyarakat agar tidak mengucilkan penyintas,” terangnya.
Miftah berharap, Covid Rangers di Rembang semakin berkembang dan memberikan manfaat. Ia juga berharap, Covid Rangers bisa menginisiasi daerah lain untuk bergerak.
Selain dari donasi, Miftah juga mengatakan penjualan kaus terus meningkat. Sehingga, sebagian keuntungan yang disumbangkan untuk pasien Covid-19 semakin banyak.
Dalam kesempatan itu, Miftah juga memberikan kaus pada Ganjar. Dua kaus ia berikan, dan dibeli Ganjar melebihi harga biasanya. Ganjar mengapresiasi gerakan relawan Covid Rangers dari Rembang ini.
“Ini keren. Luar biasa. Ceritanya menarik, bagaimana kekuatan masyarakat dalam menghadapi Covid-19 yang luar biasa,” katanya.
Ganjar berharap kekuatan-kekuatan semacam ini bisa terus tumbuh dan berkembang di masyarakat. Karena dengan kekuatan bersama, penanganan pandemi bisa berjalan dengan baik.
“Saya berharap gerakan semacam ini bisa muncul di mana-mana. Ini contoh baik, dan layak diapresiasi,” pungkasnya.