SERAYUNEWS- Jelang Idul Adha, Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Banjarnegara memperketat lalu lintas hewan kurban yang masuk.
Hal ini menjadi bagian penting, demi memastikan kesehatan hewan kurban yang masuk ke Banjarnegara.
“Untuk hewan kurban yang dari peternak Banjarnegara, sudah kami pastikan aman. Selain sudah mendapatkan vaksin, petugas juga sudah melakukan pantauan sejak sebulan lalu. Namun kami tetap harus mewaspadai hewan ternak yang masuk ke wilayah Banjarnegara,” kata Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Banjarnegara, Firman Sapta Ady.
Menurutnya, selain melakukan pemantauan lalu lintas hewan kurban, Dinas Pertanian juga mulai menyiapkan tim khusus yang akan mengawasi daging kurban. Mereka nantinya akan bertugas memeriksa kesehatan hewan kurban dan memastikan daging kurban aman untuk konsumsi.
“Kita bentuk tim pemantau khusus yang betugas di masing-masing kecamatan, mereka nantinya memeriksa hewan kurban sebelum dan setelah penyembelihan. Pemeriksaan dari kesehatan, hati, dan lainnya. Intinya kita ingin pastikan semua aman dan sehat,” ujarnya.
Sebenarnya kebutuhan hewan kurban dari petani lokal Banjarnegara sudah berlebih, bahkan polulasi yang ada sangat mencukupi.
Namun sebagian besar peternak di Banjarnegara, memilih penggemukan sapi simental dan sejenisnya dengan harga di atas Rp 30 juta per ekor. Sementara masyarakat Banjarnegara mencari sapi dengan harga berkisar Rp 25 juta.
“Kalau lihat populasi kita berlebih, kebutuhan sapi kurban di Banjarnegara rata-rata per tahun sekitar 6.000an. Saat ini sapi siap kurban di Banjarnegara tersedia sekitar 7.200an, sebagian besar sapi Banjarnegara justru peminatnya dari kota-kota besar. Warga lokal memilih sapi jenis Madura yang harganya kisaran Rp 25 juta per ekor,” ujarnya.
Pengawasan terhadap lalu lintas hewan kurban ini menjadi penting, dengan begitu semua berharap sapi atau hewan kurban yang masuk sehat. Sapi juga tidak terjangkut virus atau wabah menyakit, baik itu PMK maupun lainnya.