SERAYUNEWS—- Sekretaris pribadi Menteri Pertahanan sekaligus capres pemenang Pemilu 2024 Prabowo Subianto, Agung Surahman menyanyikan lagu “Ge Chang Zu Guo” di hadapan Presiden China Xi Jinping.
Lagu “Ge Chang Zu Guo” adalah lagu patriotik terkenal di Republik Rakyat China. Lagu yang juga dihargai sebagai lagu kebangsaan kedua, pernah dinyanyikan dalam acara pembukaan Olimpiade Musim Panas 2008.
Kejadian ini menunjukkan musik adalah salah satu unsur yang dapat dijadikan sebagai alat diplomasi suatu negara terhadap negara lainnya.
Sejarah mencatat bahwa Kekaisaran China pernah menggunakan musik untuk menyebarkan pengaruhnya terhadap daerah sekitarnya, terlebih Korea.
Kaisar China Hui-Tsung berpendapat bahwa musik adalah salah satu unsur penting dalam kekaisaran, karena dapat mengubah pikiran seseorang untuk mencapai suatu keharmonisan serta mengubah dunia.
Dalil dari pendahulunya ini mungkin yang digunakan Xi Jinping melalui lagu “Bengawan Solo”. Kemudian, Presiden Jokowi dalam wawancara eksklusif bersama media pemerintah China, CGTN pada 14 Oktober 2022 menyatakan bahwa Xi Jinping bisa menyanyikannya.
“Presiden Xi tahu bagaimana bernyanyi lagu “Bengawan Solo”. Presiden Xi membayangkan bahwa Bengawan Solo itu sangat indah sesuai dengan lagunya,” kata Jokowi.
Sebenarnya diplomasi Bengawan Solo ala Xi Jinping sudah dia bawa sejak 2013 saat berkunjung ke Indonesia. Dia menganalogikan hubungan Indonesia-China seperti lirik dalam lagu “Bengawan Solo”.
“Hubungan kita persis seperti lirik lagu “Bengawan Solo”. Mata airmu dari Solo, terkurung Gunung Seribu. Air mengalir sampai jauh, akhirnya ke laut. Perkembangan hubungan Tiongkok dan Indonesia, sebagaimana Bengawan Solo, pun pernah mengalami perjalanan penuh liku,” ucap Xi Jinping dalam pidatonya di hadapan pimpinan dan anggota MPR, DPR, dan DPD di Kompleks Parlemen, Jakarta (3/10/2013).
Setelah pidato itu, nilai investasi China langsung mengalami peningkatan, menempati peringkat 9 investor terbesar di Indonesia setelah sebelumnya di posisi 13 pada tahun 2015. Sampai akhirnya, saat ini China menjadi investor terbesar kedua setelah Singapura.
Sedang untuk utang, merujuk data Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) periode Februari 2022, China adalah pemberi utang terbesar keempat bersama Singapura, Amerika Serikat (AS), dan Jepang.
Mengutip Reuters, Selasa (30/11/2021), Uganda gagal bayar utang ke China senila Rp2,8 triliun. Akibat gagal bayar Uganda kemungkinan akan kehilangan salah satu bandara internasional untuk melunasi utang. Uganda sendiri telah terjerat utang selama belasan tahun ke China.
Zimbabwe contoh berikutnya, saat ini harus mengikuti perjanjian China untuk menerima yuan sebagai mata uang di Zimbabwe pada Januari 2016. Ini merupakan konsekuensi atas gagal bayar utang Zimbabwe kepada China.
Sri Lanka gagal melunasi kewajiban utangnya, akhirnya menyerahkan Pelabuhan Hambantota ke China pada tahun 2016. Ada juga Kenya yang kemungkinan akan kehilangan pelabuhan Mombasa sebagai jaminan pinjaman ke China. Maladewa juga teeancam gagal bayar.*** (O Gozali)