SERAYUNEWS – Simak bacaan doa dijauhkan dari rasa iri dan dengki. Umat Islam dapat mengamalkan doa-doa agar mengalami hidup yang tenang serta penuh rasa syukur.
Iri dan dengki adalah penyakit hati yang harus dihindari. Hal ini dapat menimbulkan keburukan, merusak amal saleh, serta membuat seseorang dibutakan hatinya.
Rasa iri dengki bisa muncul karena kerap membandingkan diri dengan orang lain, tidak pernah merasa puas, selalu ingin menang sendiri, sombong, tidak suka melihat pencapaian orang lain, tidak pernah bersyukur dan lainnya.
Berikut ini bacaan doa yang bisa diamalkan oleh seorang muslim supaya selamat dari penyakit hati tersebut.
مَا شَاءَ الله ، لاَ قُوَّةَ إِلا بالله
Arab latin: Mâ sya allah, lâ quwwata `illä billäh
Artinya: “Atas kehendak-Nya semua ini terjadi. Tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan-Nya.” (HR al-Thabrani)
Umat Islam dapat memohon agar hati disucikan dari rasa dengki dan iri hati kepada sesamanya. Berikut bacaan doanya:
وَالَّذِيْنَ جَاۤءُوْ مِنْۢ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ࣖ ١٠
Artinya: “Orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar) berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami serta saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu daripada kami dan janganlah Engkau jadikan dalam hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Hasyr: 10)
Umat Islam juga bisa mengamalkan doa untuk orang yang menaruh perasaan iri dan dengki terhadap kita dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut bacaan doanya:
اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِحَاسِدِيْنَا فَإِنَّهُمْ لِمَا عِنْدَهُمْ مِنَ الضَّيْقِ لَا يَحْتَمِلُوْنَ رُؤْيَةَ النِّعَمِ الَّتِي عَلَيْنَا دُوْنَهُمْ، وَلَوِ اتَّسَعَتْ نُفُوْسُهُمْ لَمْ يَقَعُوْا فِي حَسَدِنَ
Arab latin: Allâḥummaghfir li hâsidînâ, fa innahum li mâ ‘indahum minadl dlaiqi lâ yaḫtamilûna ru’yatan ni’amil latî ‘alainâ dûnahum. Wa law ittasa’at nufûsuhum lam yaq’û fî hasadinâ.
Artinya: “Ya Allah, ampunilah para pendengki kami karena mereka dalam kesempitan hatinya tidak kuat melihat nikmat-nikmat yang dianugerahkan pada kami, bukan pada mereka. Andai berhati lapang, mereka tentu takkan iri dengki kepada kami.”
***