SERAYUNEWS – Prosesi pengambilan air dari Tuk Sikopyah menyemarakkan Festival Gunung Slamet (FGS) di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Sabtu (5/7/2025). Salah satu agenda utama dalam rangkaian kegiatan hari itu adalah prosesi pengambilan air dari Tuk Sikopyah, sebuah mata air yang terletak di lereng Gunung Slamet.
Tradisi pengambilan air ini menjadi simbol rasa syukur masyarakat Desa Serang terhadap limpahan berkah alam, khususnya air, yang menjadi sumber kehidupan sehari-hari. Prosesi tersebut juga menjadi bentuk pelestarian budaya sekaligus kampanye menjaga kelestarian lingkungan di kawasan lereng Gunung Slamet.
Sebanyak 140 peserta mengikuti prosesi ini dengan membawa lodong, yaitu wadah air yang terbuat dari bambu. Mereka berjalan kaki sejauh sekitar satu kilometer menuju Tuk Sikopyah. Dalam rombongan tersebut tampak pula sejumlah wanita yang membawa sesaji, menambah unsur sakral dalam kegiatan adat ini.
Sebelum berangkat menuju mata air, rombongan mengikuti doa bersama yang dipimpin oleh tokoh adat. Setibanya di lokasi Tuk Sikopyah, prosesi dilanjutkan dengan pengambilan air yang diawali pembacaan doa oleh sesepuh masyarakat, lalu air dimasukkan ke dalam lodong secara khidmat.
Kepala Desa Serang, Sugito, mengatakan bahwa pengambilan air Tuk Sikopyah telah menjadi tradisi yang diwariskan turun-temurun. Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar ritual, melainkan wujud nyata penghormatan terhadap alam yang telah memberikan kehidupan bagi masyarakat sekitar.
“Prosesi ini sebagai bentuk rasa syukur karena telah diberi limpahan rezeki berupa air yang sangat dibutuhkan oleh warga masyarakat Desa Serang dan sekitarnya,” ujar salah satu tokoh masyarakat, Syamsuri, saat ditemui di sela acara.
Setelah air diambil, peserta melanjutkan kirab menuju lokasi Objek Wisata D’las Serang dengan tetap membawa lodong berisi air. Rombongan disambut antusias ribuan pengunjung yang telah berkumpul untuk mengikuti tradisi rebutan gunungan hasil bumi dan air dari Tuk Sikopyah.
Rebutan gunungan menjadi salah satu daya tarik FGS, di mana warga serta wisatawan sebagai simbol berkah dan harapan untuk kemakmuran.
Festival Gunung Slamet 2025 tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya lokal, tetapi juga bagian dari promosi wisata dan edukasi lingkungan. Keberlangsungan tradisi ini menunjukkan komitmen masyarakat Serang dalam menjaga nilai-nilai kearifan lokal dan kelestarian alam Gunung Slamet.
Dengan mengusung semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan, FGS tahun ini diharapkan mampu mempererat hubungan antarwarga, menarik kunjungan wisatawan, serta menginspirasi generasi muda untuk mencintai warisan budaya daerahnya.
Festival Gunung Slamet (FGS) ke-8 resmi dimulai di kawasan wisata D’las, Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Jumat (4/7/2025).
Event tahunan unggulan Kabupaten Purbalingga ini harapannya menarik 50.000 wisatawan selama tiga hari pelaksanaan hingga Minggu (6/7/2025).