SERAYUNEWS – Bacaan doa pagi dan sore hari selama puasa Ramadan. Umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan berbagai amalan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Salah satunya dengan membaca doa-doa. Kaum muslimin dapat memanfaatkan kesempatan bulan Ramadan untuk berdoa dan berzikir.
Secara khusus ada bacaan doa yang dibaca saat pagi dan sore hari selama Ramadan. Pintu surga akan terbuka selama Ramadan sehingga manusia bisa semakin meningkatkan ketakwaan kepada sang pencipta melalui ibadah.
Doa ini bisa dibaca saat pagi hari sebelum beraktivitas maupun menjelang buka puasa atau menyambut datangnya malam. SerayuNews.com telah menghimpun bacaan doa yang bisa diamalkan saat pagi dan sore hari.
Berikut bacaan doa perlindungan dari ciptaan Allah SWT yang dibaca sebanyak 3 kali:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
A‘ūdzu bi kalimātillāhit tāmmāti min syarri mā khalaq.
Artinya:
“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan ciptaan-Nya,” (HR Muslim dan Ibnu Sinni).
Umat Islam dapat membaca doa memohon perlindungan dari nafsu, setan, dan sekutunya. Berikut ini bacaan doa yang dapat diamalkan:
اللَّهُمَّ فَاطِرَ السَمَوَاتِ وَالأَرْضِ، عَالِمَ الغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ وَشَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ
Allāhumma fāthiras smāwāti wal ardhi, ‘ālimal ghaibi was syahādah, rabba kulli syai’in wa malīkah, asyhadi an lā ilāha illā anta. A‘ūdzu bika min syarri nafsī wa syarris syathāni wa syirkih.
Artinya:
“Tuhanku, pencipta langit dan bumi, yang mengetahui hal yang ghaib dan nyata, tuhan dan penguasa segala sesuatu. Aku bersaksi tiada tuhan selain Kau. Aku berlindung kepada-Mua dari kejahatan nafsuku, kejahatan setan dan sekutunya,” (HR Abu Dawud dan At-Turmudzi).
Bacaan doa agar dihindarkan dari mudharat yang dibaca sebanyak 3 kali:
بِسْمِ اللهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ
Bismillāhil ladzī lā yadhurru ma‘as mihī syai’un fil ardhi wa lā fis samā’i wa huas samī‘ul ‘alīm.
Artinya:
“Dengan nama Allah, Zat yang apa pun di bumi dan di langit tidak mudharat dengan asma-Nya. Dia mahadengar dan mahatahu,” (HR Abu Dawud dan At-Turmudzi).
اللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِي مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ، لَكَ الحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ
Allāhumma mā ashbaha bī min ni‘matin fa minka wahdaka lā syarīka laka, lakal hamdu wa lakas syukru.
Artinya:
“Tuhanku, nikmat yang menyertaiku berpagi hari ini semata berasal dari-Mu yang esa, tiada sekutu bagi-Mu. Bagi-Mu segala puji dan syukur,” (HR Abu Dawud).
***