Advertisement
Advertisement
Nusawungu, serayunews.com
Kepala Desa Jetis, Muharno mengatakan, tunel atau tambak garam tersebut merupakan bantuan dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2020. Diketahui, tambak garam tersebut memiliki luas 1 hektar yang berada di pesisir pantai Jetis.
“Dibuka sejak dua tahun terakhir, awalnya memang untuk eduwisata garam. Jadi pengunjung diajarkan bagaimana cara menghasilkan garam yang bahan bakunya dari air laut,” katanya kepada serayunews.com, Selasa (19/4/2022).
Dari tambak seluas 1 hektar tersebut, kata dia, bisa menghasilkan minimal 11 kuintal atau sebanyak 24 karung dalam sekali panen. Hasil itu, berasal dari 38 unit kolam yang ditutupi terowongan plastik.
Melihat potensi tambak garam tersebut, Bumdes selaku pengelola akhirnya membuat inovasi dengan menyediakan dua kolam khusus terapi kesehatan.
“Karena terapi garam ini bermanfaat untuk meredakan stres, meredakan penyakit pernafasan, mengobati penyakit kulit, dan mengatasi masalah sulit tidur atau insomnia, pengelola membuat kolam khusus terapi,” tuturnya.
Selain itu, kata dia, inovasi Bumdes tidak berhenti sampai di situ. Mereka juga membuat fasilitas lain yang dapat dinikmati oleh pengunjung seperti cafe, wahana permainan anak dan juga taman yang akan membuat betah siapa saja yang datang. Terbukti, jumlah pengunjung terus meningkat setiap minggunya terutama saat akhir pekan.
“Untuk menarik pengunjung, ke depan kami akan terus berinovasi. Agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat desa terutama Bumdes,” jelasnya.