SERAYUNEWS- Fenomena langit istimewa akan terjadi pada Minggu-Senin, 7–8 September 2025 M atau 15 Rabiul Awal 1447 H.
Masyarakat di seluruh wilayah Indonesia berkesempatan menyaksikan Gerhana Bulan Total yang berlangsung mulai Minggu malam hingga Senin dini hari.
Berdasarkan perhitungan Pusat Studi Ilmu Falak Fakultas Syariah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, gerhana dimulai pada pukul 23:26:58 WIB saat bulan memasuki bayangan umbra bumi.
Puncak totalitas terjadi pada 8 September 2025 pukul 00:30:38 WIB dengan bulan terlihat sepenuhnya tertutup bayangan bumi. Fenomena ini akan berakhir pada pukul 02:56:27 WIB, ketika bulan keluar dari umbra.
Kepala Pusat Studi Ilmu Falak Fakultas Syariah UIN Saizu Purwokerto, Dr. Marwadi menjelaskan bahwa fenomena ini bisa diamati dengan mata telanjang di seluruh wilayah Indonesia.
Ia menekankan pentingnya menyikapi gerhana bukan hanya sebagai peristiwa astronomi, tetapi juga sebagai pengingat spiritual.
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian atau kehidupan seseorang. Jika kalian melihat keduanya (mengalami gerhana), berdoalah kepada Allah dan dirikanlah shalat hingga kembali seperti semula,” (HR. Bukhari).
Berikut datar Gerhana Bulan Total untuk lokasi perhitungan Gedung Fakultas Syariah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto:
Sholat gerhana bulan termasuk sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Nabi Muhammad SAW mencontohkannya saat terjadi gerhana pada zamannya.
Berikut tata caranya:
Niat Sholat Gerhana Bulan
Lafaz niat dalam bahasa Arab:
أُصَلِّي سُنَّةَ الْخُسُوْفِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Artinya: Saya niat sholat sunnah gerhana bulan dua rakaat karena Allah Ta’ala.
Sholat dilakukan dua rakaat.
Setiap rakaat terdapat dua kali ruku’ dan dua kali sujud.
Urutannya:
Nabi SAW melaksanakan sholat gerhana secara berjamaah di masjid.
Setelah sholat, imam dianjurkan menyampaikan khutbah singkat berisi nasihat, doa, dan ajakan untuk memperbanyak istighfar, sedekah, serta amal kebaikan.
Dalam tradisi Islam, gerhana bulan tidak sekadar peristiwa astronomi, tetapi juga momentum untuk memperbanyak doa dan melaksanakan shalat gerhana.
Fenomena ini menjadi pengingat bagi manusia tentang kebesaran Allah SWT dan keterbatasan ilmu pengetahuan manusia di hadapan kuasa-Nya.
Masyarakat Indonesia diajak untuk tidak melewatkan momen langka ini. Selain indah dipandang, gerhana bulan total juga menjadi kesempatan untuk mempertebal iman sekaligus menambah wawasan astronomi.