Tiga tuntutan tersebut disampaikan Memet Fredi, koordinator audiensi Foreder Solo Raya usai mendatangi kantor PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri di kantor perusahaan penerbit di Jl. Prof. DR. Supomo No.23, Sriwedari, Kec. Laweyan, Kota Surakarta.
“Kami Forum Relawan Demokrasi menuntut tiga hal.
Pertama, kami menuntut PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri untuk meminta maaf kepada warga Jawa Tengah dan khususnya kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo,” katanya.
Kedua, lanjut Memet, pihaknya menuntut PT Tiga Serangkai untuk melakukan penarikan dan atau mengganti atau merevisi contoh nama Ganjar dengan nama lain yang tidak menimbulkan fitnah.
“Sementara tuntutan ketiga, Foreder meminta PT Tiga Serangkai untuk tidak mengulangi keteledoran dengan menyebutkan nama tokoh sebagai contoh dalam setiap buku yang diterbitkan,” katanya.
Ketiga tuntutan tersebut, disampaikan Foreder setelah viral penyebutan nama Ganjar dalam buku teks pendamping pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas 3 dan 4. Forum Relawan Demokrasi pun langsung mendatangi kantor PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Di sana, mereka minta klarifikasi langsung dari jajaran direksi terkait pencantuman nama Ganjar.
“Kami akan terus mengawal sampai kasus ini menemukan titik terang,” katanya.
Karena kabar yang beredar di masyarakat semakin liar, baik di media massa maupun sosial, Hari Sumarsono, HR Director & Corporate PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri mengatakan langsung mengirim surat kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
“Intinya kami sudah mengirim surat kepada Pak Gubernur, kami minta maaf. Kami berharap bisa beraudiensi dengan beliau,” katanya.
Terkait aksi masyarakat yang mendatangi kantornya, baik dari Foreder maupun pegowes dari Temanggung kemarin, Hari mengaku sangat senang karena fungsi pengawalan dan pengawasan dari masyarakat, Jawa Tengah khususnya kepada perusahaan penerbit sangat besar.
“Dengan proses seperti ini akan semakin menambah kebaikan dan kedewasaan perusahaan. Semoga setelah ini semuanya bisa clear,” katanya.