Semarang, serayunews.com
Suasana berubah menghangat, seiring penonton yang mendekat ke arah panggung. Tak sedikit, mereka mengarahkan kamera ponsel ke Ganjar dan Denny Caknan. Orang nomor satu di Jawa Tengah pun meladeni permintaan salaman dan selfi dari penonton.
Jazz di Atas Awan merupakan rangkaian Dieng Culture Festival. Musisi asal Jawa Timur itu menyuguhkan sejumlah lagu andalannya. Di antaranya Kartonyono Medot Janji, Satru, dan Mendung Tanpa Udan. Para penonton hanyut dalam lagu “ambyar” berbahasa Jawa itu.
Di lagu pamungkas berjudul “Los Dol”, Denny Caknan mengajak Ganjar untuk menaiki panggung dan berjoget bersama. Suhu udara yang hanya 6 derajat celsius mendadak menjadi hangat.
Selain Danny Caknan, malam itu juga tampil beberapa musisi seperti Bima Sakti, Star and Rabbit, Saptu, Jagarta, Amorisa, dan Fourhband.
Ini adalah kali pertama DCF berlangsung secara luring sejak pandemi Covid-19 tahun-tahun sebelumnya. Tak heran, ribuan penonton memadati lokasi acara.
Bukan hanya pentas musik, DCF tahun ini berlangsung selama tiga hari. Juga akan menggelar acara tradisi cukur rambut gimbal, Sabtu (3/9/2022). Selain itu, ada kirab budaya, minum purwaceng bersama, penerbangan lampion dan lain sebagainya.
Ganjar, usai acara mengatakan bahwa gelaran DCf kali ini menjadi pengungkit pariwisata. Namun, bukan berarti lengah dalam mencegah pandemi Covid-19.
“Mudah-mudahan ini menjadi pengungkit pariwisata. Tapi sekali lagi saya sampaikan kita tidak sedang merayakan hari bebas pandemi, karena pandemi masih ada. Tapi pelan-pelan kita membangun kesadaran kesehatan kita. Vaksin mesti sadar, jaga kesehatan mesti sadar,” ujar Ganjar.
Dan, DCF sebagai bukti bahwa antusiasme masyarakat sangat tinggi. Malam itu, penonton datang dari berbagai daerah luar Jawa Tengah.
“Kita coba kita evaluasi bersama Pemkab dan panitia seberapa besar event seperti ini bisa menggerakkan ekonomi,” tuturnya.
Sementara Ketua Panitia DCF, Alif Fauzi menyampaikan bahwa kali ini pihaknya mengusung tema Return Of The Light. Sebab, berlangsung secara luring, setelah beberapa tahun hanya daring.
“Alhamdulillah tahun ini bisa secara luring karena kemarin-kemarin hanya daring,” paparnya.
Selain itu, di acara sakral yakni tradisi cukur rambut gimbal kali ini diikuti oleh sebanyak 15 anak.
“Ini termasuk yang terbanyak. Sebenarnya yang daftar lebih tapi kita sesuaikan,” imbuhnya.
Ia berharap DCF menjadi daya tarik sekaligus kebangkitan dunia wisata 0asca pandemi Covid-19.
“Acara ini juga disiarkan langsung di akun media sosial Pak Ganjar, sehingga mereka yang tahun ini menonton, bisa datang ke sini langsung tahun depan,” tandasnya.