Program pengentasan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah yang masuk dalam program nasional memang hanya lima kabupaten. Namun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kepada daerah lain untuk mencontoh kerja-kerja yang dilakukan dalam pengentasan kemiskinan ekstrem itu.
Pemalang, Serayunews.com
“Yang diberikan contoh kan memang hanya lima kabupaten ya. Maka kita minta kawan-kawan di kabupaten lain untuk meniru. Bukan berarti yang tidak masuk dalam uji coba itu diam-diam saja. Mengikuti saja langkahnya,” kata Ganjar usai meninjau pembangunan talud dari bantuan keuangan bersumber dari APBD Provinsi Jateng di Desa Klareyan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Senin (20/12/2021).
Menurut Ganjar program yang melibatkan lima kabupaten untuk pengentasan kemiskinan ekstrem tersebut memang mendadak. Hal itulah yang juga mendasari agar daerah lain tidak diam saja.
“Memang karena programnya kemarin agak mendadak di akhir tahun maka saya pikir ini hanya modeling saja. Penekanannya akan ada pada 2022,” katanya.
Program pengentasan kemiskinan ekstrem yang menjadi program nasional sendiri sudah berjalan. Bantuan dana yang bersumber dari pemerintah pusat sudah masuk selama dua bulan terakhir.
“Top up dari pemerintah pusat sudah masuk. Tapi untuk di Jateng sengaja kami kembangkan. Penyelesaian kemiskinan harus menyelesaikan problem yang mereka miliki seperti rumah tidak layak huni, jamban, air bersih, penerangan. Maka kami mencarikan sendiri tambahan sumber dana,” jelasnya.
Terkait bantuan pembangunan talud di Desa Klareyan diharapkan dapat membantu menjaga lingkungan. Termasuk mencegah adan luapan air dari saluran air di sekitar pemukiman warga.
Ganjar menegaskan agar tiap kepala desa selalu mengawal pembangunan yang berintegritas dan kompeten. Hal itu ditujukan agar mendapatkan hasil terbaik.
“Semoga bermanfaat. Terima kasih untuk kepala desa yang sudah mengawasi dengan baik,” katanya.