Ganjar menyebut ada pengalaman panitia penyelenggara bubar usai vaksin pertama sehingga masyarakat kebingungan kapan dan di mana mendapatkan vaksin dosis kedua.
“Sekarang pada nyari ke kami suntikan keduanya ke mana. Dulu ke sana tetapi sekarang sudah bubar (panitianya). Nah ini kita coba rearrangement (mengatur kembali). Kita kembali akan menyeleksi tempatnya di mana, vaksinnya apa, itu yang kami harus pilah-pilah lagi dan ternyata tidak cukup mudah. Mudah-mudahan nanti (FKUB dan UMP) bisa membantu itu,” jelasnya.
Selain itu, Ganjar mengingatkan penyelenggara vaksinasi massal untuk mencatat jumlah vaksin yang telah disuntikkan agar data terupdate dan terintegrasi dengan baik.
“Saya titip, tolong dicatat semua yang sudah divaksin. Siapkan nanti vaksin yang kedua, jangan sampai panitia ini bubar di sini, harus siap-siap lagi nanti yang kedua,” ujar Ganjar.
Ia berpesan agar vaksinasi yang dilakukan itu memprioritaskan orang tua, pralansia ataupun lansia, juga masyarakat dengan kelompok rentan atau memiliki komorbid, dan ibu hamil.
“Saya minta tolong. Untuk kelompok rentan atau komorbid bisa kerja sama dengan BPJS karena kita sudah punya datanya, di Jawa Tengah itu ada sekitar 1,5 juta orang yang komorbid. Kalau kita bisa cari akan sangat membantu. Kemudian ibu hamil juga harus kita perhatikan,” ungkapnya.
Ganjar berharap FKUB bisa jemput bola dengan mencari kelompok-kelompok prioritas itu.
“Tolong diprioritaskan, dicari, jangan suruh datang sendiri. Kalau perlu dituntun oleh kawan-kawan FKUB, mungkin dari gereja, dari pura, dari masjid, ayo bareng-bareng,” tuturnya.
Selain kelompok prioritas itu juga ada kelompok yang mendapatkan vaksin alokasi khusus, yaitu masyarakat yang berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas.
“Minimal kalau tidak datang ke acara vaksinasi ini, kalaulah di lingkungan RT atau RW panjenengan ada yang penyandang disabilitas, tolong diajak. Diajak untuk mereka bisa vaksin,” imbau Ganjar.
Ia menambahkan partisipasi dari kampus, tokoh agama, dan tokoh masyarakat dalam membantu vaksinasi tersebut sangat penting karena sosialisasi tentang vaksinasi akan lebih mudah. Jikalau masih ada kelompok yang tidak percaya atau ragu untuk vaksin bisa langsung diberikan edukasi.
“Semakin banyak yang divaksin maka akan menjadi benteng. Maka kalau dari kampus, tokoh agama, dan tokoh masyarakat membantu akan sangat bagus. Target presiden sampai akhir tahun akan dikebut. Kalau kemudian kita akan gas pol serentak, misal presiden bilang sehari mau tiga juta, itu tidak sulit jika semua membantu,” pungkasnya.