Gempa tersebut menewaskan sedikitnya 296 orang, ratusan luka-luka, dan menghancurkan bangunan. Lalu, membuat penduduk kota-kota besar bergegas meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi.
Berdasarkan data dari US Geological Survey, pusat gempa berada di daerah Pegunungan Atlas Tinggi. Lokasinya ada di 71 km (44 mil) barat daya Marrakesh, pada kedalaman 18,5 km.
Gempa bumi terjadi pada pukul 23.11 waktu setempat (22.11 GMT). Guncangan susulan kembali terjadi, dengan kekuatan magnitudo 4,9 terjadi 19 menit kemudian.
Gempa ini bertepatan dengan acara The 10th Internasional Conference on UNESCO Global Geopark, di Marrakesh Maroko 7-9 September 2023.
Kegiatan tersebut juga di hadiri delegasi geopark dari Indonesia, termasuk Bupati Kebumen Arif Sugiyanto dan rombongan.
Melalui keterangan resminya, Bupati Arif Sugiyanto menyampaikan, seluruh delegasi geopark dari Indonesia di berbagai daerah turut merasakan getaran yang kencang pada saat gempa terjadi. Bersyukur, semua delegasi dan tamu undangan yang lain selamat.
“Kami delegasi dari Indonesia menyampaikan, bahwa gempa terasa sangat cepat datangnya seperti gemuruh, atau ombak yang sangat besar melalui bawah hotel. Barang-barang berjatuhan, dan sebagian tembok rontok, alhamdulilah semua aman, selamat,” ujar Bupati Arif, Sabtu (9/9/2023), di kutip serayunews.com pada laman kebumenkab.go.id.
Sampai saat ini gempa susulan masih terasa, dan kerap terjadi. Sebagian pengunjung hotel, memilih tidur di area terbuka dekat kolam renang.
“Adapun kami tetap tidur di kamar. Gempa susulan terjadi beberapa kali, dengan intensitas lebih kecil,” jelasnya.
Pihaknya belum tahu, apakah kepulangannya ke Indonesia akan di percepat. Sebab, ia bersama tamu-tamu dari Indonesia dan negara lain, masih harus mengikuti rangkaian Konferensi Internasional ke-10 tentang Geopark Global UNESCO di Maroko.
“Untuk rencana pulang, belum tahu apakah di percepat atau tidak, masih harus di koordinasikan dengan penyelenggara,” pungkasnya.***