SERAYUNEWS – Gencatan senjata antara Hamas dan Israel akhirnya resmi diberlakukan di Jalur Gaza pada Jumat, 10 Oktober 2025. Kesepakatan ini menjadi titik terang pertama setelah lebih dari dua tahun konflik berkepanjangan yang menelan puluhan ribu korban jiwa.
Namun, hingga kini belum ada kepastian sampai kapan masa damai tersebut akan berlangsung, karena pembicaraan lanjutan masih terus dimediasi oleh sejumlah negara.
Gencatan senjata ini merupakan hasil inisiatif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengusulkan kesepakatan damai tahap pertama untuk menghentikan sementara aksi kekerasan di wilayah Gaza.
Proposal tersebut disusun bersama Qatar, Mesir, Turki, dan Amerika Serikat yang berperan sebagai mediator utama antara kedua pihak.
Sejak Oktober 2023, wilayah Gaza terus dibombardir oleh pasukan Israel. Serangan tanpa henti tersebut menewaskan sedikitnya 67.913 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Selain itu, ribuan korban lainnya masih diperkirakan tertimbun di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara.
Di sisi lain, Israel juga melaporkan sekitar 1.139 warganya tewas akibat serangan Hamas. Kelompok tersebut juga disebut menawan lebih dari 200 orang, yang kemudian menjadi salah satu poin penting dalam negosiasi gencatan senjata.
Dikutip dari BBC, perjanjian gencatan senjata yang berlaku sejak 10 Oktober 2025 ini merupakan bagian dari rencana 20 poin perdamaian yang disebut Presiden Trump sebagai “perdamaian kuat, tahan lama, dan abadi.”
Dalam dokumen itu disebutkan, apabila seluruh poin disetujui dan dijalankan, maka perang akan benar-benar berakhir dan pasukan Israel akan menarik diri secara bertahap dari Gaza.
Salah satu kutipan dari rencana perdamaian tersebut berbunyi:
“Jika kedua belah pihak menyetujui usulan ini, perang akan segera berakhir. Pasukan Israel akan mundur ke garis yang disepakati untuk mempersiapkan pembebasan sandera.
Selama waktu ini, semua operasi militer, termasuk pemboman udara dan artileri, akan ditangguhkan, dan garis pertempuran akan tetap dibekukan hingga kondisi untuk penarikan bertahap sepenuhnya terpenuhi.”
Untuk saat ini, Hamas dan Israel baru menandatangani kesepakatan tahap pertama dari keseluruhan rencana tersebut. Negosiasi untuk tahapan berikutnya masih akan dilakukan setelah semua poin di tahap awal terlaksana dengan baik.
Adapun beberapa poin utama dalam tahap pertama gencatan senjata Gaza meliputi:
1. Pertukaran sandera dan tahanan.
Dalam waktu 72 jam sejak gencatan dimulai, Hamas diwajibkan membebaskan 20 sandera Israel yang masih ditahan di Gaza. Sebagai gantinya, Israel harus membebaskan 2.000 warga Palestina dari penjara, termasuk 250 orang yang dijatuhi hukuman seumur hidup.
2. Penarikan pasukan Israel dari zona perang.
Israel harus menarik mundur tentaranya ke garis yang sudah disepakati untuk memberi ruang bagi pelaksanaan kesepakatan damai berikutnya.
3. Masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Sebanyak 400 truk bantuan diizinkan melintasi perbatasan setiap hari untuk menyalurkan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya bagi warga Gaza yang selama ini mengalami krisis kemanusiaan akibat blokade panjang.
Bantuan tersebut akan disalurkan melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta lembaga kemanusiaan internasional yang bersifat netral.
3. Pemulangan warga Gaza yang mengungsi.
Warga Gaza yang kehilangan tempat tinggal akibat serangan militer diperbolehkan kembali ke rumah atau daerah asal mereka. Pemerintah Israel juga dilarang melakukan pengusiran tambahan selama masa gencatan senjata berlangsung.
Meski gencatan senjata telah berlaku, belum ada kejelasan sampai kapan masa damai ini akan berlangsung.
Para mediator dari AS, Qatar, Mesir, dan Turki masih terus melakukan diplomasi intensif agar kedua pihak menyepakati tahap-tahap lanjutan.
Banyak pihak menilai bahwa gencatan kali ini merupakan peluang penting menuju perdamaian jangka panjang, meski prosesnya diprediksi akan berjalan sulit.
Sebagian pengamat internasional juga menekankan bahwa faktor kemanusiaan harus menjadi prioritas utama dalam setiap langkah negosiasi, mengingat kondisi Gaza yang kini berada di ambang krisis total.
Dengan diberlakukannya gencatan senjata tahap pertama ini, harapan baru muncul bagi jutaan warga Palestina untuk kembali hidup dalam kedamaian, meskipun perdamaian sejati di Tanah Gaza masih menjadi perjalanan panjang yang penuh tantangan.
Demikian informasi tentang gencatan senjata Gaza sampai kapan.***