SERAYUNEWS- Drama Gibran vs Cak Imin berlanjut. Maksud hati mencetak ‘brace goal’ dengan dua kali mempermalukan lawan debatnya, Gibran malah disebut tengil dan kurang beretika.
Pada debat sesi kedua atau debat pertama yang mempertemukan Cawapres, Gibran sukses mempermalukan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Mahfud MD.
Tetapi tidak di debat kali ini, Gibran mendapat banyak sorotan negatif. Drone Emprit melakukan analisa terhadap kicauan warganet di Twitter ketika debat berlangsung, Minggu (22/1/2024) pukul 19.00-22.00 WIB.
Hasil analisa Drone Emprit menunjukan Gibran mendapatkan sentimen negatif paling besar, yaitu 60 persen. Sementara itu, sentimental positif hanya 33 persen. Besarnya jauh di bawah sentimen positif Cak Imin (80%) dan Mahfud (79%).
Warganet menilai sikap Gibran Rakabuming Raka tengil dan cringe atau menggelikan saat menanggapi jawaban dari Mahfud MD atas pertanyaannya mengenai inflasi hijau atau greenflation.
Kata tengil dan cringe bahkan menjadi salah satu trending topic di media sosial X hari ini, Senin (22/1/2024) yang dicuitkan oleh masing-masing 64.900 dan 115.000 pengguna X.
Dewan Pembina Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid juga mengkritik sejumlah gimik yang ditunjukkan Gibran. Menurutnya, Gibran tidak menunjukan etika dan melecehkan lawan debatnya.
“Anak muda tidak punya etika. Justru, mereka yang merasa mewakili anak muda justru harus menunjukkan bahwa anak muda itu punya etika, anak muda itu bisa mengekspresikan dirinya dengan penuh hormat kepada orang lain,” kata Yenny (21/1/2024).
Memang tampak jelas dalam debat, Gibran melalukan ad hominem terhadap dua lawan debatnya.
Dalam bahasa Latin, ad hominem berarti melawan orangnya. Dalam argumen ad hominem, orang tersebut menyerang sumber argumennya, bukan argumennya sendiri.
Dengan kata lain, ketika suatu argumen menyerang secara pribadi dan bukannya membahas pokok permasalahan, maka argumen tersebut bersifat ad hominem.
Ad hominem adalah upaya menyerang lawan debat dengan mengabaikan substansi pendapat dari pihak lawan debat tersebut. Serangan justru mengarah pada karakter pribadi dari lawan debat itu sendiri.
Yang diserang bukan argumennya, melainkan orang yang mengemukakan argumen tersebut.
Karena ad hominem, Cak Imin pun melalukan serangan yang bersifat personal.
Cak Imin akhirnya melancarkan ‘slepet’ andalannya dengan membawa-bawa soal MK saat Gibran menyindir Cak Imin membuka catatan.
“Terima kasih, saya catat sedikit, yang penting ini bukan catatan MK,” ujar Cak Imin.
Konteksnya adalah Gibran yang lolos menjadi cawapres dengan putusan batas usia dari MK. Akhirnya warganet menilai El Slepet berhasil menyalipi El Sulfat
Isitlah El Sulfat dan El Slepet konstan masuk jejeran trending topic. El Sulfat merupakan julukan netizen untuk Gibran, sedangkan El Slepet julukan netizen untuk Cak Imin.
Adakah drama Gibran vs Cak Imin selanjutnya? *** O Gozali.