Informasi vaksinasi tersebut diungkapkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo usai memimpin Rapat Desain Percepatan Vaksinasi di Jawa Tengah, di lantai 2 Kantor Pemprov Jateng, Rabu (20/1). Ganjar mengatakan, total 4.415 Nakes tersebut dari 3 daerah yakni Kota dan Kabupaten Semarang serta Kota Surakarta.
“Jadi pelaksanaan sampai tanggal 19 kemarin, di Kota Semarang sudah 2.219 (Nakes) jadi kurang lebih 11,8 persen, Kabupaten Semarang 655 (Nakes) sekitar 16 persen, lalu Kota Surakarta 1.541 ini 15 persen. Sehingga rata-rata kita sudah 13,2 persen. Total yang sudah divaksin 4.415 itu data terakhir sampai dengan jam 14.00 kemarin,” kata Ganjar.
Lebih lanjut, Ganjar mengatakan, dari total 4 ribuan Nakes yang menerima vaksinasi tersebut sempat mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang beragam. Ada yang pingsan, mata memerah dan bengkak, gatal pada area suntik, lengan pegal hingga mual dan muntah.
“Ada yang nyeri lengan mual muntah dan semrepet. Trus kemudian ada yang berdebar, ngantuk paling banyak. Tapi sampai hari ini (KIPI-nya) tidak ada yang berlanjut,” ujarnya.
Selain itu, Ganjar juga menjelaskan bahwa hingga tanggal 19 Januari kemarin, ada total 540 Nakes yang harus ditunda vaksinnya karena memiliki komorbid dan 285 Nakes yang tidak hadir.
“Ini kemarin sudah dicek yang tidak hadir karena lagi ada tugas, terus rumit data input, terus kita hari ini rapat membuat terobosan itu,” tandas Ganjar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo menambahkan, hasil pengecekan pihaknya hingga hari ini, para Nakes yang harus ditunda dan komorbid tersebut karena berhalangan seperti ada tugas atau sedang menjalani program kehamilan.
“Komorbid paling tinggi hipertensi. Lalu kemudian yang tidak hadir itu kita pastikan karena mereka sedang bertugas dan tidak ada yang declare menolak untuk divaksin,” ucapnya.