
Radio merupakan media informasi yang sangat popular. Sumber informasi yang menjadi andalan bagi masyarakat. Media yang tidak menghadirkan visual ini, ternyata tetap eksis di era digital saat ini.
Purbalingga, serayunews.com
Tanggal 13 Februari, diperingati sebagai Hari Radio Sedunia. Radio telah menunjukkan eksistensinya, sampai saat ini. Meskipun terjangan teknologi menghadirkan media-media elektronik yang lebih canggih, ternyata radio tak bisa lekang oleh zaman.
“Radio masih mendapat hati di masyarakat, sampai saat ini. Hal itu terbukti dengan masih eksisnya stasiun-stasiun radio,” kata Eti Tri Setyowati, Direktur Siaran, Program, dan Teknik, Radio Gema Soedirman Purbalingga, Senin (13/02/2023).
Radio terus bertahan dari masa ke masa. Sebelum ada televisi, drama radio jadi salah satu program yang sangat dinanti. Kemudian pengemar radio mulai beralih ke televisi yang menampakan visual. Selanjutnya, di era internet, menjadikan pendengar radio juga beralih ke media lain.
“Tapi nyatanya sampai saat ini masih banyak yang setia mendengarkan radio, setiap program-programnya yang mengajak interaksi pendengar, banyak yang respons,” katanya.
Hiburan
Dia menyampaikan, beberapa program yang ada di Radio Gema Soedirman. Selain berita-berita terbaru, program musik tetap menjadi adalan.
Program karaoke misalnya, pendengar telpon ke radio, terus karaoke lagu sesuai pilihan pendengar. Meski pun karaoke di rumah atau di tempat karaoke sudah sangat mudah dilakukan, tapi responden dari pendengar untuk program ini masih tinggi.
Begitu juga dengan program dialog dengan berbagai instansi, komunitas, pengelola wisata, komunitas. Mengangkat isu-isu hangat dan terkini. Di setiap acara, selalu ada pendengar yang berinteraksi langsung.
Program musik tetap ada, karena radio juga sebagai media hiburan bagi masyarakat. Media yang bisa dinikmati sembari melakukan aktivitas keseharian. Termasuk juga saat berkendara dengan mobil.
“Nah ini yang juga menjadikan radio bertahan, karena ada kearifan lokalnya. Bahasanya merupakan bahasa masyarakat setempat. Program acara super ngapak, informasi selama satu minggu di Purbalingga kami kemas dengan bahasa ngapak,” kata dia.
Meski tetap terjaga eksistensinya sampai saat ini, bukan berarti radio tidak melakukan inovasi. Radio beradaptasi dengan perkembangan zaman. Seperti Radio Gema Soedirman, kini juga ada di layanan streaming, bisa diakses di aplikasi, dan website.
Masih Mendengarkan
Taufik (23) warga Purbalingga mengaku, sampai saat ini masih mendengarkan musik dari radio. Dia menikmati radio, biasanya saat sedang bekerja.
“Selain musik, pembawaan dari penyiarnya itu yang juga bisa kita nikmati,” katanya.
Ryan Rahman (36), warga Purbalingga ini juga masih kerap menikmati siaran radio. Tidak hanya program musik, tapi berita-berita yang dibacakan penyiar juga menjadi daya tariknya.
“Di sela-sela pemutaran musik, penyiar kan biasanya membacakan informasi. Nah tanpa kita membaca, tinggal dengarkan kita tahu perkembangan informasi,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Purbalingga, Jiah Palupi Twihantari mengatakan, Pemda Purbalingga akan selalu mensuport radio, karena jadi penyebar informasi yang paling murah saat ini. Radio, menjadi saluran timbal balik informasi dari pemerintah ke masyarakat dan sebaliknya.
“Dinkominfo yang membawahi LPPL Radio Gema Soedirman akan terus berkontribusi agar radio bisa selalu di hati masyarakat. Tema radio dan perdamaian, menjadi semangat para insan radio untuk menelurkan program-program dan ide-ide yang berkualitas dan bisa menjadi literasi bagi masyarakat,” katanya.