Purbalingga, Serayunews.com
Ketua HKM, Canggih Finalti mengatakan, ini konser keroncong terbesar pertama di Purbalingga. Sekitar 50 musisi tampil dalam acara tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa di Purbalingga musik keroncong masih menggema.
“Untuk terbesar di Purbalingga, baru kali ini. Untuk kali ini memang sangat luar biasa, terima kasih untuk FBK Kementerian luar biasa yang sudah support,” kata Canggih.
Dia berharap, dengan adanya konser ini, maka bisa lebih memacu semangat para seniman muda Purbalingga. Menunjukkan bahwa Purbalingga masih ada dan terus melestarikan musik keroncong. Bahkan, di saat pandemi pun tetap berupaya berkarya.
“Mungkin pandemi sebuah hambatan, tapi walaupun pandemi sebagai kreator seni jangan sampai putus berkarya, jadi kami coba aktifkan lagi berkarya. Sebelumnya main satu persatu secara virtual, itu saat mengisi waktu lock down,” katanya.
Meski didominasi musisi lokal Purbalingga, namun ada juga beberapa musisi luar kota. Mulai karsidenan Banyumas sampai Jogjakarta. Menurut Canggih, untuk musik keroncong memang tidak bisa mengacu hanya pada satu kota saja. Namun perlu berkolaborasi dan bersinergi dengan kota lain.
“Kebanyakan musisi Purbalingga, tapi ada beberapa dari luar kota, termasuk Jogjakarta,” ujarnya.
Dia menjelaskan, terselenggaranya konser tersebut karena HKM dipilih oleh program Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Di awal pengajuan, HKM menawarkan konser/pagelaran dengan konsep Keroncong Orkestra.
“Salah satu tujuannya adalah membangun motivasi dan konsistensi dalam rangka melestarikan dan mengembangkan musik keroncong di Kabupaten Purbalingga khususnya bagi generasi muda,” katanya.
Dengan demikian, masyarakat akan tahu dan lebih bisa menjaga serta melestarikan musik keroncong di Kabupaten Purbalingga. Sehingga ke depan, generasi muda di Purbalingga bisa lebih tertarik untuk belajar musik keroncong.
Marlisa Reny sekretaris FBK, mengatakan, sangat mendukung komunitas HKM. Satu hal yang dilihat menjadi point penting dipilihnya untuk program FBK adalah keaktifan musisi mudanya.
Baca Juga : Bumisari Menyimpan Potensi untuk Digali
“Kawula mudanya aktif sekali. Maka dirjen kebudayaan sangat mendukung sekali seniman dan kebudayaan di daerah, maka kita fasilitasi mereka agar lebih aktif dan cinta dengan budaya daerah,” kata Marlisa.
Memang karena pandemi ada kendala yang membatasi penonton dan penampilan. Tapi setidaknya bisa dilakukan secara streaming dan bisa dijangkau lebih luas.
“Tapi bagaimana pun kondisinya, seniman dan kebudayaan jangan patah semangat, dan harus terus berkarya. Kementrian sangat mendukung,” ujarnya.