
Purbalingga, serayunews.com
Kerajinan gerabah di Kota Perwira, ternyata termasuk industri yang sudah ada sejak lama. Di Desa Wanogara Wetan, Kecamatan Rembang, ada satu dusun yang mayoritas warganya memproduksi gerabah.
Bukan tanpa alasan jika daerah tersebut jadi sentra produksi gerabah, bahan baku berupa tanah liat berkualitas tinggi sangat mudah didapatkan di daerah tersebut.
“Hampir semua rumah di satu dusun produksi gerabah, ada sekitar 30 produsen,” kata Kabid UMKM Dinkop UMK Purbalingga, Adi Purwanto.
Dahulu produksi gerabah belum menjadi prioritas pencarian masyarakat, hanya sebatas mengisi waktu kala menunggu masa panen padi.
“Sekarang pun masih begitu, ketika masa tanam atau masa panen, sebagian besar warga berhenti produksi dan beralih ke sawah. Karena mayoritas juga petani,” katanya.
Industri gerabah di Wanogara ini, masih skala industri rumahan. Pengerjaan dilakukan secara manual, barang yang dibuat juga tidak terlalu bervariasi sepertu kendi dan cobek.
“Ya memang tidak terlalu variatif jenisnya. Tapi jenis itu (kendi dan cobek, red) yang sudah punya pasar secara berkelanjutan,” ujarnya.
Keberadaan UMK ini bisa dibilang bagus, karena turunan nenek moyang masih bertahan sampai sekarang. Di tengah terjangan gelombang pandemi pun, produksi gerabah tetap jalan.
“Selama masih ada usaha kuliner, cobek masih bertahan. Sedangkan kendi itu untuk tempat ari-ari bayi, sehingga memang sudah ada pelanggannya,” kata dia.
Bicara potensi, industri gerabah di Wanogara Wetan ini sangat potensial untuk dikembangkan. Hal itu dibuktikan dengan bisa memproduksi bentuk barang lain seperti pada saat pandemi tahun lalu, dibuatlah pot bunga jenis terakota.
“Dulu pernah dibawa study banding ke produsen gerabah, terus ketika ada mahasiswa Institut Seni Surakarta melakukan KKN, diarahkan ke sana (Wanogara, red). Harapannya bisa menularkan nilai seni ke masyarakat, khususnya produsen gerabah,” kata Adi.
Potensi lain, bisa juga dibuat dalam paket wisata dikolaborasikan dengan kerajinan lainnya untuk tour UMKM. Pada segmen tertentu, paket ini cukup diminati.
“Wisatawan bisa praktek langsung pembuatannya, bagi kalangan fotografi cukup estetik untuk didokumentasikan. Nanti bisa kolaborasi dengan UKM lain seperti batik, pemintal benang, atau kuliner dan wisata alam,” kata dia.