Secara geografis wilayah Kabupaten Purbalingga masih berada di kaki gunung. Kondisi air dan suhu cukup mendukung untuk mengembangkan usaha perikanan. Terbukti sampai saat ini ada ada 11.000 rumah tangga perikanan di Purbalingga.
Purbalingga, serayunews.com
Berdasar data Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Purbalingga, saat ini tersedia 116 hektar lahan untuk budidaya ikan air tawar. Jika budidaya bisa optimal, tentu akan memberi dampak para perekonomian masyarakat.
“Saat ini ada 11.000 rumah tangga perikanan, 270 kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan), dan 15 kelompok pengolah dan pemasaran di Purbalingga,” kata Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Purbalingga, Akromudin, Rabu (22/6/2022).
Potensi yang bisa untuk dikembangkan secara budidaya adalah ikan konsumsi seperti ikan nila, gurame, lele, dan patin.
“Kami melihat bahwa salah satu potensi perikanan di Purbalingga adalah produksi ikan nila, yang dari waktu ke waktu produksinya sudah semakin meningkat,” katanya.
Saat ini kendala terbesar petani ikan adalah perubahan iklim. Pengadaan bibit dan harga pakan yang terus melambung tinggi. Upaya untuk mengatasi hal itu, DKPP Purbalingga melakukan beberapa program pemberdayaan dan bantuan kepada pokdakan.
“Pemberian bantuan 32 paket atau 128 ekor calon induk gurame pada kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) Mina Barokah di Desa Kembaran Kulon serta bantuan 41.600 ekor bibit nila merah untuk Pokdakan Mina Alka di Desa Kajongan yang bersuber dari APBD Provinsi Tahun anggaran 2022, pemberian bantuan pakan serta alat pembuat pelet,” katanya.
Dia menambahkan, ikan saat ini menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia. Oleh karena itu kebutuhan ikan akan terus meningkat dari tahun ketahun. Untuk memenuhi kebutuhan ikan di Purbalingga, perlu peningkatan produksi budidaya ikan air tawar. Selain manfaat ekonomi, juga sebagai salah satu upaya meningkatkan ketahanan pangan.