Cilacap, serayunews.com
Hal itu diakui Kepala Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) Banyumas Suliyanto. Ia mengatakan, bahwa beberapa tahun terakhir ini, sudah ada ratusan jamu alami Cilacap yang terdaftar. Menurutnya, hal itu juga tak lepas dari komitmen para pelaku usaha dan pendampingan maupun pembinaan dari Pemerintah dalam hal ini BPOM.
“Saat ini di wilayah Cilacap sudah jauh berbeda dari sebelumnya, dulu mungkin sangat terkenal jamu Cilacap yang mengandung BKO. Tapi beberapa tahun terakhir ini, dengan komitmen dari pelaku usaha dan kerjasama bimbingan dari Perintah dalam hal ini Badan POM, sekarang sudah mulai terlihat banyak sekali jamu yang sudah terdaftar dengan jumlah mencapai ratusan,” ujar Suliyanto, Sabtu (11/12/2021).
Tak hanya itu, Suliyanto juga mengapresiasi peran komunitas jamu alami di Banyumas Raya, seperti dari Perkumpulan Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI) yang ikut berperan dalam mensosialisasikan dan berkomitmen mengembangkan jamu alami tanpa bahan kimia obat.
“Tentunya berkembang dengan memproduksi jamu yang aman bukan jamu yang tercemar BKO (bahan kimia obat) dan sebagainya. Artinya pengembangan jamu yang aman di Cilacap sudah dimulai berkembang, kita sangat mendukung,” ujarnya
Untuk mencegah dan menekan peredaran jamu yang mengandung bahan kimia obat, pihaknya akan terus mengawasi perkembangan jamu khususnya di wilayah Cilacap dan sekitarnya.
“Pengawasan akan tetap kami lakukan, tapi sekali lagi Badan POM mengedepankan adanya pembinaan, kita berharap dengan pembinaan itu, para pelaku usaha semakin berkembang. Kalau mengedepankan penindakan akan menganggu iklim perkembangan jamu,” katanya.
Ketua PPJAI Mukit Hendrayatno mengatakan, bahwa PPJAI berkomitmen mengembalikan citra jamu alami Cilacap yang sempat berjaya. Bahkan dalam pengembangannya PPJAI juga mendorong dan memfasilitasi UMKM jamu kecil untuk lebih kreatif dalam industri jamu, contohnya pelaku usaha jamu gendong dan seduh di wilayah Banyumas Raya. Bahkan PPJAI juga menjadi orang tua angkat UMKM jamu gendong dan seduh.
Menurutnya, untuk mendorong pengembangan usaha jamu alami agar tumbuh dalam hal pengetahuan, perdagangan maupun peralatannya. Secara bertahap PPJAI memberikan bantuan peralatan jamu gendong dan seduh yang higienis. Sert mendorong penerus usaha jamu dengan mencetak kalangan muda lulusan sarjana farmasi.
“Kami PPJAI menunjukkan komitmen untuk kembali mendorong UMKM Kecil bisa berkiprah lebih baik lagi di industri kreatif jamu ini. Ini juga sebagai momentum untuk memberikan peralatan yang lebih higienis, tentunya secara gradual kita perlu mengadakan pertemuan, diskusi, barangkali dari jamu gendong ada yang mau naik kelas, punya ijin edar ataupun yang lain bisa kita fasilitasi,” ujar Mukit.