Sejumlah pelajar dan TNI saat membersihkan banguna batas renville di Desa Gununglangit Banjarnegara, Rabu (7/8/2024). (Gatot)
SERAYUNEWS – Jas Merah. Merupakan akronim dari jangan sekali-kali melupakan sejarah. Kalimat yang penuh makna tersebut pertama kali terucap oleh Proklamator sekaligus Presiden I RI, Ir Sukarno saat peringatan 17 Agustus 1966.
Maksud dari kalimat Jas Merah adalah sejarah perjuangan, pelajaran berharga bagi seluruh rakyat Indonesa. Bangsa yang besar, bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.
Sebagai bentuk penghormatan dan merawat dokumen sejarah, puluhan siswa dari SMA dan MTs Muhammadiyah Kalibening Banjarnegara bersama aparat dari Koramil dan tokoh masyarakat Kalibening, melakukan kegiatan bersih-bersih di bangunan bersejarah, Rabu (7/8/2024).
Dua bangunan bersejarah tersebut adalah tugu batas perjanjian renville di Desa Gununglangit, perbatasan Kabupaten Banjarnegara-Pekalongan. Kemudian tugu peringatan perang penghadangan pasukan Belanda oleh Pejuang di Desa Sikumpul.
Komandan Koramil Kalibening, Kapten CPM Teguh Budiono mengatakan, kegiatan tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan RI.
“Kegiatan ini melibatkan lebih dari 20 pelajar dari sekolah Muhammadiyah, beserta anggota Koramil dan tokoh masyarakat,” katanya.
Tanamkan Cinta Tanah Air
Menurut Danramil, kegiatan kerja bakti ini merupakan salah satu cara untuk menanamkan rasa cinta Tanah Air kepada generasi muda. Selain itu juga memperkuat hubungan antara TNI dan masyarakat.
“Mungkin bentuknya biasa saja, namun cerita di balik itu aangat heroik dari pendahulu bangsa yang tidak pernah lelah berjuang melawan penjajah,” katanya.
Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk merawat tugu sebagai simbol perjuangan bangsa. Tetapi juga untuk menanamkan rasa cinta Tanah Air, kepada generasi muda.
“Kami ingin mengajak semua warga bahwa merawat peninggalan sejarah adalah tanggung jawab bersama. Dengan melibatkan para pelajar, mereka dapat memahami dan menghargai perjuangan para pahlawan,” katanya.
Kepala SMA Muhammadiyah Kalibening, Solihin mengatakan, partisipasi para pelajar dalam kegiatan pembersihan ini sangat penting.
“Dengan ikutnya siswa kerja bakti pembersihan ini, mereka bisa memahami nilai-nilai perjuangan yang terkandung dalam monumen-monumen ini. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan bentuk pengabdian mereka kepada masyarakat dan negara,” katanya.
Menurut Solihin, selain kerjabakti, siswa juga mendapatkan kesempatan untuk berdialog langsung dengan anggota TNI. Mereka memberi wawasan tentang pentingnya semangat gotong royong dan kebersamaan, serta sejarah kejuangan yang ada.