SERAYUNEWS – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menunjukkan komitmen besar. Mereka memberikan perhatian khusus kepada para guru agama. Buktinya, insentif miliaran rupiah setiap tahun. Tahun ini, Pemprov mengalokasikan lebih dari Rp250 miliar.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, menegaskan komitmen ini. Ia menyampaikannya saat peresmian renovasi Masjid Baitul Khasan. Acara berlangsung di Desa Jatimulyo, Kecamatan Alian, Kebumen. Tepatnya pada Rabu, 2 Juli 2025.
“Setidaknya mencapai Rp250 miliar yang dihibahkan untuk guru-guru agama. Tahun depan insya Allah akan kita tambah lagi,” kata Taj Yasin.
Taj Yasin menjelaskan, insentif ini menyasar semua pengajar agama. Ini termasuk Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Data dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Jateng mendukung. Penerima insentif guru agama Islam tahun 2025 mencapai 225.187 orang. Kristen 4.430 orang, Katolik 475 orang, Hindu 180 orang, Budha 545 orang, dan Konghucu 13 orang.
Taj Yasin sadar, mungkin masih ada guru agama yang belum terdata. Nilai insentif Rp1,2 juta per tahun juga masih dirasa kurang. Maka, ia mengajak pemerintah kabupaten/kota berkolaborasi. Mereka perlu bantu pendataan. Mereka juga harus mengalokasikan hibah untuk insentif guru keagamaan.
Wakil Gubernur menyebut guru agama penting. Mereka adalah benteng negara. Mereka punya peran krusial. Ini dalam membentuk karakter dan moral. Guru agama juga menanamkan moderasi beragama. Mereka mencegah intoleransi. Serta menanamkan pondasi spiritual.
“Kami juga akan lebih meningkatkan nilainya, karena peran guru-guru agama itu juga sebagai benteng negara kita,” ucap Taj Yasin.
Kepala Sub Direktorat Pesantren Kementerian Agama RI, Aziz Syaifuddin, mengapresiasi ini. Ia memuji konsistensi Pemprov Jateng. Mereka konsisten memberi insentif guru agama. Alokasi anggarannya tertinggi se-Indonesia.
“Pemprov Jateng besar kepeduliannya terhadap perkembangan pendidikan terutama di pesantren. Banyak guru-guru madrasah, ustadz pendidikan Al Quran. (Program ini) Jateng tertinggi di Indonesia,” katanya.
Kepedulian ini harus terus meningkat. Tidak hanya sekadar insentif. Pemerintah juga perlu menambah variasi kebijakan. Ini dengan program yang memberdayakan masyarakat.