SERAYUNEWS – Ketua DPRD Jateng, Sumanto, mengeluarkan seruan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) untuk mengerem kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru.
Seperti pada Hari Raya Idul Fitri, momen ini seringkali menjadi saat di mana masyarakat berbelanja lebih banyak dari biasanya. Adapun tingginya permintaan tersebut dapat berdampak pada kenaikan harga.
Sumanto mencatat bahwa kenaikan harga bahan pokok menjelang akhir tahun telah menjadi suatu tradisi. Ia memperhatikan lonjakan harga beberapa komoditas seperti beras dan cabai.
“Ini sudah menjadi hukum pasar, jika permintaan naik, harga juga akan naik. Permintaan tinggi akibat meningkatnya kebutuhan masyarakat, sementara ketersediaan stok bahan pangan terbatas,” katanya pada Jumat, 8 Desember 2023.
Jelang Natal dan Tahun Baru, harga beberapa kebutuhan pokok seperti beras, cabai, telur, minyak goreng, dan daging ayam mulai merangkak naik.
Di sejumlah wilayah Jawa Tengah, harga beras medium dan premium masih tinggi. Bahkan, beberapa daerah melaporkan harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), mencapai Rp 13.500 per kilogram untuk beras medium dan Rp 15.000 per kilogram untuk beras premium.
Harga cabai di Kota Semarang juga ikut naik, di mana cabai rawit merah berkisar antara Rp 95 ribu hingga Rp 100 ribu per kilogram. Begitu pula dengan harga gula pasir yang mencapai Rp 17.000 hingga Rp 17.500 per kilogram.
Politisi dari PDI Perjuangan ini meminta agar kondisi tersebut diantisipasi agar kenaikan harga tidak terus melonjak mendekati Natal dan Tahun Baru.
Ia menekankan perlunya mengendalikan kenaikan harga beras agar tidak memberatkan masyarakat, sambil tetap memperhatikan keberlanjutan penghidupan para petani.
“Ini menjadi tanggung jawab kita bersama, perlu dijaga agar naiknya harga tak terlalu tinggi. Sementara secara stok kita aman karena Jateng menjadi provinsi penghasil beras kedua terbesar di Indonesia,” kata Sumanto.
Sumanto juga menyoroti upaya yang telah dilakukan, termasuk operasi pasar dan penyaluran bantuan beras kepada masyarakat kurang mampu sebagai langkah-langkah untuk menstabilkan harga.
“Bantuan beras ini juga disalurkan terus menerus. Selain dari Pemprov Jateng, ada juga dari Bulog dan pemerintah pusat,” katanya.
Sumanto menambahkan bahwa harga cabai mengalami kenaikan yang signifikan di beberapa daerah. Bahkan, mencapai lebih dari Rp 100 ribu per kilogram.
Sumanto secara tegas menyoroti bahwa kenaikan harga cabai, meskipun bukan kebutuhan primer, memiliki dampak yang cukup besar dan seringkali menjadi indikator inflasi.
“Cabai ini memang bukan kebutuhan primer, tapi orang terlanjur banyak yang suka sehingga naiknya harga cabai cukup berpengaruh dan menjadi indikator inflasi,” ujar Sumanto.
Sumanto juga menyampaikan bahwa masyarakat bisa mengantisipasi lonjakan harga cabai yang sering terjadi ini. Salah satu upaya yang dapat diambil adalah dengan menanam cabai sendiri di rumah.
“Kesadaran perlu ditumbuhkan. Misalnya dengan menanam lima pot cabai per rumah sudah bisa memenuhi kebutuhan,” kata dia.
Sumanto menjelaskan bahwa DPRD Jateng akan terus memantau kenaikan harga komoditas pokok menjelang Natal dan Tahun Baru.
Hingga saat ini, kata dia, belum ada laporan mengenai penimbunan yang dapat menyebabkan kenaikan harga.
Sumanto menilai bahwa kenaikan harga komoditas pokok saat ini lebih disebabkan oleh hukum pasar dan tradisi belanja masyarakat yang tinggi pada dua momen besar setiap tahunnya, yakni Lebaran dan Natal/Tahun Baru.***