SERAYUNEWS– Joko Widodo (Jokowi) pernah berjanji pertumbuhan ekobomi Indonesia bakal meroket 7 persen pada awal kampanye 2014.
Namun, hingga akhir tahun kesepuluh pemerintahannya janji manis tersebut tak pernah tercapai.
“Saya kira untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 7 persen juga bukan sesuatu yang sulit,” kata Jokowi saat masa kampanye, 6 Juni 2014.
Faktanya, sejak 2015 hingga sekarang, realisasi pertumbuhan ekonomi selalu melenceng dari janji, rerata hanya bertengger di kisaran 5 persen saja.
Presiden terpilih Prabowo Subianto optimis dalam periode kepemimpinannya nanti, Indonesia akan bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 8%.
Ia mengatakan hal ini dalam acara peluncuran Geoportal One Map Policy 2.0 dan White Paper OMP Beyond 2024 di St. Regis, Jakarta Selatan, Kamis (18/7/2024).
“Tadi Menko Perekonomian menyampaikan bahwa kita optimis bisa mencapai lebih dari lima persen pertumbuhan (ekonomi). Kalau saya, lebih berani lagi, kita harus berani menaruh sasaran yang lebih tinggi, kalau saya optimis kita bisa mencapai delapan persen pertumbuhan (ekonomi),” ungkap Prabowo.
Bahkan, Prabowo juga menceritakan bahwa ia bertaruh traktir makan malam dengan beberapa menteri dari negara tetangga.
“Ada beberapa menteri dari sebuah negara yang taruhan sama sama saya, your excellency, if you can achieve eight percent growth, sekali saja dalam lima tahun yang akan datang, they are going to buy me a dinner,” tuturnya.
Sebenarnya bukan kali ini saja, Prabowo pernah menyatakan hal yang sama pada Forum Ekonomi Qatar di Doha, Qatar 16/5/2024). Bahkan, ia optimis tercapai hanya dalam 2 sampai 3 tahun.
Halu, kependekan dari halusinasi, dalam penggunaannya di bahasa gaul. Arti halu merupakan definisi sebagai sikap seseorang yang mengkhayal terlalu tinggi.
Definisinya, omongan orang tersebut hanya delusi atau halusinasi belaka.
Anggapan halu ini keluar karena para ekonom tidak yakin dengan target tersebut. Jangankan 8% mencapai 6% saja sudah sulit.
Ekonom Senior UOB Enrico Tanuwidjaja mengatakan, sangat sulit untuk mencapai target pertumbuhan tersebut.
Bahkan, ia menilai Indonesia juga tidak akan bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen.
“Sangat sulit mencapai pertumbuhan sebesar 6 persen sekali pun. Itu sulit (mencapai pertumbuhan 8 persen),” kata Enrico dalam acara 2024 Fitch on Indonesia di Hotel Mandarin Oriental, Rabu (15/5/2024).
Sementara itu, Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita menyatakan pemerintahan Prabowo Gibran berpotensi meneruskan tren pertumbuhan di era Jokowi, yakni terperangkap di dalam kisaran 5 persenan.
“Prabowo yang dengan bangga menyatakan sebagai kelanjutan dari pemerintahan Jokowi juga akan terjebak dengan hal yang sama. Janji pertumbuhan yang manis, tapi faktanya biasa saja,” ujar Ronny (20/5/2024).
Lembaga keuangan internasional Asian Development Bank (ADB) menilai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% akan berat di tengah dinamika perekonomian akhir-akhir ini.
“Kalau lihat kondisi seperti sekarang berat [mencapai pertumbuhan ekonomi 8% dalam 2-3 tahun mendatang],” kata Ekonom Utama ADB Indonesia Arief Ramayandi saat ditemui awak media di acara ADB Economic Outlook 2024, Kamis (16/5/2024).***(O Gozali)