SERAYUNEWS – Cap Go Meh adalah salah satu perayaan penting dalam rangkaian Tahun Baru Imlek yang menandai puncak dari perayaan tersebut.
Pada tahun 2025, Cap Go Meh akan jatuh pada tanggal 12 Februari 2025. Perayaan ini bukan hanya menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Tionghoa di berbagai belahan dunia.
Cap Go Meh yang diperingati setiap tahunnya memiliki makna mendalam dalam budaya dan tradisi yang telah diwariskan turun-temurun.
Secara harfiah, “Cap Go Meh” berasal dari dialek Hokkien yang berarti “malam ke-15”.
Ini merujuk pada malam ke-15 setelah Tahun Baru Imlek, yang menandai berakhirnya perayaan Imlek.
Dalam tradisi Tionghoa, Cap Go Meh dianggap sebagai malam perayaan yang penuh dengan simbolisme keberuntungan, kesejahteraan, dan kebahagiaan.
Perayaan Cap Go Meh memiliki berbagai makna filosofis yang berakar dalam budaya Tionghoa. Beberapa di antaranya adalah:
Puncak Perayaan Tahun Baru Imlek
Setelah dua minggu perayaan, Cap Go Meh menjadi penutup yang meriah dengan berbagai acara seperti festival lentera, pertunjukan barongsai, dan kegiatan doa bersama.
Makna Spiritual dan Keberuntungan
Dalam kepercayaan tradisional, Cap Go Meh merupakan momen untuk berdoa memohon berkah, kesehatan, dan kebahagiaan sepanjang tahun.
Momen Cinta dan Jodoh
Dalam beberapa budaya Tionghoa, Cap Go Meh juga dikenal sebagai Hari Valentine versi Tionghoa, di mana wanita lajang melempar bola tangyuan (onde-onde) ke sungai atau laut sebagai harapan menemukan pasangan hidup.
Berbagai tradisi khas perayaan Cap Go Meh, antara lain:
1. Festival Lentera
Festival lentera adalah bagian tak terpisahkan dari Cap Go Meh. Orang-orang menghiasi rumah, jalan, dan kuil dengan lentera merah yang melambangkan harapan baik di tahun yang baru.
2. Pertunjukan Barongsai dan Liong
Tarian barongsai dan liong (naga) sering dipentaskan dalam perayaan ini sebagai simbol keberuntungan, mengusir roh jahat, serta membawa kebahagiaan dan kesejahteraan.
3. Tradisi Makan Tangyuan (Onde-onde)
Tangyuan, bola ketan berisi pasta kacang atau wijen, melambangkan persatuan keluarga dan keharmonisan. Hidangan ini selalu hadir dalam perayaan Cap Go Meh.
4. Doa dan Ritual di Kuil
Banyak keluarga Tionghoa mengunjungi kuil untuk berdoa kepada dewa-dewi, memohon perlindungan dan keberuntungan sepanjang tahun.
5. Tradisi Lempar Tangyuan
Di beberapa daerah, terutama di Indonesia dan Malaysia, terdapat tradisi unik di mana para wanita lajang melempar tangyuan ke sungai atau laut dengan harapan mendapatkan pasangan hidup yang baik.
Di Indonesia, Cap Go Meh dirayakan dengan berbagai tradisi khas, terutama di kota-kota dengan populasi Tionghoa yang besar seperti Singkawang, Pontianak, Medan, dan Jakarta.
Salah satu yang paling terkenal adalah Festival Cap Go Meh di Singkawang, Kalimantan Barat, yang dikenal dengan ritual Tatung, kuliner, pawai barongsai, serta pertunjukan seni dan budaya yang meriah.
Cap Go Meh 2025 yang jatuh pada 12 Februari merupakan momen penting dalam perayaan Tahun Baru Imlek yang penuh makna dan simbolisme.
Dari festival lentera, tarian barongsai, hingga doa di kuil, setiap elemen dalam Cap Go Meh mencerminkan harapan akan keberuntungan, kebahagiaan, dan kesejahteraan.
Bagi masyarakat Tionghoa dan semua yang merayakan, Cap Go Meh bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga menjadi bagian dari warisan budaya yang harus terus dilestarikan.
***