SERAYUNEWS– Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Cilacap masih terbilang tinggi. Saat ini sudah ada sebanyak 3800 jumlah kasus, namun dari jumlah itu ada sekitar 10% putus pengobatan.
Untuk mengoptimalkan dalam penanganan kasus TBC tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap bersama Mentari Sehat Indonesia (MSI) menggandeng komunitas dan para pemangku kepentingan (lintas sektor) menyusun peran tim percepatan penanggulangan penyakit TBC di Cilacap ini.
Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap, Awaluddin Muuri mengatakan, bahwa tingkat kesadaran di lingkungan penderita masih belum sesuai harapan. Untuk itu menurutnya perlu penanganan dari lintas sektor.
“TB sebagai salah satu masalah kedaruratan kesehatan secara nasional. Melalui strategi TOSS (Temukan Obati Sampai Sembuh) adalah kunci penanggulangan TB, yaitu menemukan dan menyembuhkan pasien hingga tuntas (sembuh), untuk memutuskan rantai penularan dan menurunkan insiden TB di masyarakat,” ujar Sekda saat membuka acara Pertemuan Tindak Lanjut Komunitas dan Pemangku Kepentingan Jejaring District Public Private Mix (DPPM) di Hotel Atrium, Selasa (29/8/2023).
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Kuswatoro mengatakan, bahwa dari target penelusuran sebanyak 4800 kasus, baru teridentifikasi 3800 kasus.
“Mudah mudahan hingga akhir tahun bisa kami temukan dan terobati semua sampai sembuh. Secara umum TBC adalah penyakit menular yang bisa sembuh, sudah ada obatnya dan gratis,” terangnya.
Dia menambahkan, bahwa setiap penemuan kasus TBS, pihaknya langsung melakukan penelusuran kontak atau tracing dengan melibatkan para kader yang terlatih. Apabila dalam satu keluarga ada yang terindikasi TBC, maka akan ada assesment.
“Sehingga yang memiliki gejala TBC sepeti batuk lebih dari 2 minggu, berat badan menurun, dan nafsu makan berkurang, ada keringat saat malam hari, segera datang ke Puskesmas untuk segera dapat pengobatan, jangan malu karena TBC dapat sembuh,” imbuhnya.
Manajer Kasus DPPM Kabupaten Cilacap, Widya Kusumayanti menyampaikan, bahwa di Cilacap ada sekitar 10% dari temuan kasus atau sekitar 395 pasien Putus pengobatan, sebagian besar berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.
“Persebaran TBC di wilayah eks kotip Cilacap dan sebagian lain di wilayah Cilacap barat yang akses transportasi pengobatannya sulit. Untuk itu MSI fasilitasi pendampingan pasien secara gratis untuk pengobatannya,” ujarnya.
Menurut Widya, ada sejumlah kendala dalam penelurusan pasien putus pengobatan TBC, mulai dari alamat yang tidak terdeteksi, pasien meninggal dunia, serta banyak yang menolak karena stigma TBC di masyarakat masih menjadi momok.
“Selanjutnya kita memperkuat jejaring dengan melibatkan peran semua lintas sektor dinas terkait. Kita akan menyusun peran pemangku kepentingan dalam Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis. Kemudian, mengevaluasi situasi notifikasi TBC di fasilitas Kesehatan dalam pemenuhan SPM,” ujarnya.
Tuberkulosis (TBC) atau TB adalah penyakit menular akibat infeksi bakteri. TBC umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lain, seperti ginjal, tulang belakang, dan otak.