SERAYUNEWS– Di balik kesibukan mempersiapkan diri untuk bekerja di luar negeri, puluhan calon tenaga kerja Indonesia (TKI) dari LPK Master Korea Jepang justru memilih menyisihkan waktu untuk hal yang jauh dari urusan karier yakni membahagiakan anak yatim.
Halaman LPK Master Korea Jepang di Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap, berubah menjadi panggung kepedulian. Sebanyak 100 anak yatim dari berbagai desa diundang dalam sebuah kegiatan sosial bertajuk “Melayani, Memuliakan, dan Membahagiakan 100 Sahabat Yatim Se-Gandrungmangu”. Buah kolaborasi antara LAZ Gerak Sedekah Cilacap (GSC), Yayasan Sedekah Bergerak, dan LPK Master Korea Jepang.
Namun yang menarik, bukan hanya para yatim yang jadi sorotan. Para panitia di balik acara ini adalah siswa-siswa LPK, yang sejatinya tengah fokus menyiapkan masa depan di Negeri Ginseng. Justru mereka yang menjadi motor kegiatan, mulai dari teknis acara hingga interaksi hangat dengan anak-anak.
“Awalnya kami kira hanya jadi bagian dari panitia teknis. Tapi ternyata, terlibat langsung dalam acara ini memberi kami pengalaman yang menyentuh. Melihat adik-adik yatim tersenyum, bahagia, merasa diperhatikan rasanya seperti jadi bagian dari sesuatu yang besar dan mulia,” ujar Wida, salah satu siswa LPK, Rabu (18/6/2025).
Kegiatan ini memang bukan sekadar pembagian bingkisan. Ada momen bermain, tawa bersama badut, doa penuh haru, hingga pelukan tulus dari para anak yatim.
Farel (7), salah satu peserta dari Desa Bulaksari, bahkan berkata sambil memeluk tas barunya. “Seneng banget tapi yang bikin seneng itu ada yang perhatian. Aku sama adek ngerasa kaya punya keluarga di sini,” ujarnya.
Jaka Mentari, Manager LAZ Gerak Sedekah Cilacap, tampak tak mampu menyembunyikan gejolak emosinya saat mengenang perjalanan lembaga yang telah digelutinya selama lebih dari satu dekade.
“Sebelas tahun kami membersamai masyarakat. Apa yang kita lihat hari ini adalah hasil dari proses panjang, dibangun dari sinergi, kolaborasi, dan semangat berbagi,” tuturnya penuh haru.
Lebih lanjut, Jaka menegaskan bahwa esensi dari keberhasilan sebuah gerakan sosial bukan hanya terletak pada bantuan materi semata, melainkan dalam keterlibatan tulus berbagai elemen—lembaga, komunitas, dan individu yang bersatu dalam satu tujuan.
“Ketika lembaga, relawan, masyarakat, dan mitra vokasi seperti LPK bersatu, dampaknya luar biasa,” imbuhnya.
Selain itu, Nanda, salah satu calon TKI yang menjadi panitia, berbagi pengalaman yang membekas dalam dirinya. Dari kegiatan sederhana ini, ia menemukan pelajaran besar yang mungkin tak pernah ia dapatkan di ruang kelas.
“Kami belajar bahwa sukses itu bukan hanya soal karier dan materi. Tapi juga tentang bisa memberi makna bagi hidup orang lain,” ujarnya.
Kegiatan ini pun seakan menjadi simbol penting bahwa kemanusiaan tak mengenal status, usia, atau kesiapan finansial. Ia hanya membutuhkan hati yang mau hadir, telinga yang mau mendengar, dan tangan yang mau bergerak.