Cilacap, serayunews.com
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap Heru Kurniawan mengatakan, krisis air bersih maupun bencana kekeringan dalam 7 bulan terakhir, terjadi di 15 desa yang masuk dalam delapan kecamatan. Dari 15 desa tersebut, yang paling luas mengalami krisis air bersih yakni Kecamatan Patimuan.
“Patimuan paling banyak, ada 5 desa. Yaitu Cimrutu, Bulupayung, Sidamukti, Rawaapu, dan Purwodadi. Total sudah 16 tangki air bersih dikirimkan ke Patimuan sejak Mei lalu,” katanya kepada serayunews.com, Senin (2/8/2021).
Heru menjelaskan, delapan kecamatan yang mengalami krisis air bersih yakni Kecamatan Kawunganten, Kecamatan Gandrungmangu, Kecamatan Bantarsari, Kecamatan Wanareja, Kecamatan Kampunglaut, Kecamatan Cilacap Tengah, Kecamatan Adipala, serta Kecamatan Patimuan.
“Jumlah keluarga yang terdampak sebanyak 4.207, atau sekitar 14.358 jiwa. Sampai saat ini kita sudah mendistribusikan 55 tangki, setara dengan 275.000 liter. Karena setiap tangki berisi 5.000 liter,” ujarnya.
Lebih lanjut Heru menjelaskan, selain 15 desa yang terdampak krisis air bersih, di Kabupaten Cilacap sendiri terdapat 73 desa yang masuk dalam 19 kecamatan, yang memiliki potensi kekeringan di musim kemarau 2021 ini. Untuk itu pihaknya telah melakukan langkah antisipasi, dengan menyiapkan anggaran sebesar 90 juta rupiah yang bersumber dari APBD 2021.
“Anggaran untuk air bersih memang sudah disiapkan, sehingga tidak ada kendala dalam menangani kekeringan. Walaupun pemdes harus mengajukan permohonan dulu sebelum mendapatkan droping air bersih,” jelasnya.