SERAYUNEWS– Kamu pernah gak sih, udah disakitin habis-habisan, tapi masih aja ngerasa kangen? Entah itu mantan pacar, gebetan yang ghosting, atau orang yang bikin kamu trauma, perasaan rindu itu tetap datang diam-diam. Padahal logika udah bilang “udahan aja”, tapi hati tetap nyangkut.
Fenomena ini bukan kamu aja yang ngalamin. Banyak orang juga merasakan hal yang sama. Tapi kenapa, ya, kita bisa kangen sama seseorang yang justru bikin luka? Dikutip dari berbagai sumber, secara psikologis, rasa kangen itu bukan cuma urusan perasaan—ada faktor biologis dan emosional yang ikut main. Berikut faktor-faktor tersebut:
1. Trauma Bonding
Ini adalah ikatan emosional yang terbentuk dari siklus hubungan yang naik-turun: ada momen bahagia, lalu disakiti, lalu dibahagiakan lagi. Siklus ini bikin kamu kecanduan perasaan “naik turun” itu, dan akhirnya susah lepas.
Otak kita sering “memfilter” kenangan. Alih-alih mengingat saat disakiti, kita justru mengingat momen indah bersamanya. Senyumnya, caranya menyapa, atau kenangan kecil yang bikin hati hangat—padahal waktu itu kamu juga sedang dilukai.
Kalau kamu pernah merasa sangat bergantung secara emosional padanya, maka rasa kehilangan akan terasa dalam. Kangen itu bisa muncul bukan karena cinta, tapi karena kehilangan zona nyaman yang dulu ada.
Saat jatuh cinta atau merasa dekat dengan seseorang, tubuh melepaskan hormon seperti dopamin dan oksitosin—yang bikin kamu merasa senang, nyaman, dan “terhubung”. Jadi walaupun orang itu menyakitimu, tubuhmu masih mengingat perasaan senang yang dulu pernah ada.
Jawabannya: ya, normal banget. Kangen itu bagian dari proses emosional. Tapi, jadi tidak sehat kalau: