SERAYUNEWS – Ketua Kadin Solo, Ferry Septha Indrianto, baru-baru ini menyerahkan Roadmap Aglomerasi Solo Raya kepada Wakil Presiden Terpilih 2024-2029, Gibran Rakabuming Raka.
Penyerahan tersebut berlangsung di Taman Balekambang Solo pada Jumat, 26 Juli 2024.
Adpaun Roadmap Aglomerasi Solo Raya disusun oleh Kadin Solo bekerja sama dengan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS).
Peta jalan ini merupakan kajian yang fokus pada angka ekonomi untuk memastikan manfaatnya.
Penyusunan roadmap juga melibatkan para akademisi yang dipimpin oleh Prof. Kuncoro Diharjo dari UNS.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, roadmap ini diharapkan dapat menciptakan langkah-langkah strategis dalam mengoptimalkan potensi daerah.
Peta jalan ini juga diharapkan mampu sebagai acuan kebijakan pemerintahan nasional dan daerah dalam pengembangan wilayah.
Sehingga, Solo Raya dapat dibangun menjadi wilayah yang terintegrasi, efisien, dinamis, dan adaptif.
Ketua Kadin Solo, Ferry Septha Indrianto, menjelaskan bahwa peta jalan ini menyoroti tiga sektor utama yakni investasi, pariwisata, dan industri kreatif.
Menurut Ferry, ketiga sektor ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memastikan partisipasi inklusif dari masyarakat Solo.
“Kadin Surakarta melihat bahwa terdapat tiga sektor utama yang mendukung perwujudan aglomerasi solo raya, dimana hal ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memastikan setiap elemen masyarakat solo terlibat secara inklusif,” kata Ferry.
Konsep aglomerasi Solo Raya mencakup wilayah Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten. Wilayah-wilayah ini juga disebutkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa Tengah tahun 2025-2045.
Pada tahap awal Roadmap aglomerasi Solo Raya (2024-2025), Kadin Kota Solo mendorong para pemangku kepentingan untuk melaksanakan lima agenda pengembangan ekonomi bersama-sama. Kelima agenda tersebut adalah:
Ferry berharap lima rencana aksi awal ini dapat meningkatkan investasi, jumlah wisatawan, UKM, dan usaha kreatif. Hal ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Solo Raya oleh UNS jika aglomerasi terwujud.
“Diharapkan dapat memberikan dampak pada peningkatan investasi, peningkatan jumlah wisatawan, peningkatan jumlah UKM dan jumlah usaha kreatif yang naik kelas dan meningkat,” kata Ferry.
Berdasarkan studi, Solo Raya memiliki potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi. Faktor-faktor seperti tingkat partisipasi angkatan kerja, penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri, dan indeks pembangunan manusia berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sebaliknya, tingkat pengangguran terbuka berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Solo Raya.
Maka dari itu, penyusunan roadmap ini mempertimbangkan berbagai faktor. Misalnya, mengenai Kota Surakarta yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah Solo Raya, tetapi memiliki luas wilayah terkecil dengan kepadatan penduduk tertinggi.
Untuk diketahui, ekonomi Kota Solo terus menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi, dengan pertumbuhan 5,57% pada tahun 2023 dan 6,25% pada tahun sebelumnya, melebihi pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,05%.
Dengan dokumen peta jalan Aglomerasi Solo Raya, maka ini diharapkan dapat menjadi pintu masuk pengembangan kawasan ekonomi dan bisnis yang menjamin kesejahteraan masyarakat Solo Raya.
Adapun kerangka pikir utama dalam pengembangan ekonomi ini adalah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dan visi Indonesia Emas 2045.***