SERAYUNEWS- Kisah haru datang dari seorang ibu di Kebumen, Jawa Tengah. Tri Susanti (36) harus melewati perjuangan berat saat melahirkan bayi kembar tiga dalam kondisi prematur.
Total biaya persalinan dan perawatan yang harus Tri Susanti dan keluarganya tanggung, lebih dari Rp200 juta. Namun seluruh biaya menjadi tanggung jawab Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Tri Susanti yang merupakan warga Desa Jemur, Kecamatan Kebumen, menangis saat mengenang perjuangannya melahirkan tiga bayi kembar dalam kondisi prematur.
Kehamilan itu menjadi anugerah sekaligus ujian berat bagi dirinya dan sang suami. Tri baru menyadari bahwa ia mengandung tiga janin saat usia kandungan memasuki bulan keempat.
Sebelumnya, ia memeriksakan diri ke Puskesmas Kebumen 3, namun bidan yang menangani tidak memberi informasi terkait kondisi kehamilannya. Meski begitu, Tri merasakan keanehan karena perutnya membesar lebih cepat dan selalu terasa kencang.
“Saya merasa sangat lelah hanya dengan berjalan ke dapur atau kamar mandi. Napas pun terasa sesak,” ujar Tri dalam rilis dari BPJS Kesehatan Kebumen, Kamis (24/7/2025).
Tri dan suaminya kemudian memutuskan untuk memeriksakan kehamilannya ke dokter spesialis kandungan. Dokter menyampaikan bahwa Tri mengalami kehamilan triplet atau kembar tiga.
Kabar itu membuat Tri dan suaminya terkejut. Mereka tidak menolak kehamilan tersebut, namun merasa khawatir karena kondisi kehamilan triplet memiliki risiko tinggi dan membutuhkan perawatan khusus.
“Saking kagetnya, kami bahkan belum berani memberi tahu keluarga. Saya tidak ingin membuat mereka ikut khawatir,” ungkap Tri.
Tri dan suaminya juga mulai memikirkan biaya yang harus mereka tanggung. Dengan penghasilan suami yang hanya bekerja sebagai buruh harian dan dirinya tidak bekerja, biaya perawatan kehamilan menjadi beban berat.
Memasuki usia kehamilan tujuh bulan, kondisi Tri semakin melemah. Ia mengalami kesulitan bernapas hingga harus segera dilarikan ke RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
Dokter pun memutuskan melakukan operasi caesar untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi. Ketiga bayi lahir dalam kondisi prematur dengan berat badan masing-masing 1.300 gram, 1.100 gram, dan 800 gram.
Tri dan suaminya menyambut tangisan pertama anak-anak mereka dengan haru dan cemas. Mereka merasa lega karena ketiganya lahir selamat, namun juga khawatir karena bayi-bayi tersebut harus menjalani perawatan intensif.
Tim medis langsung membawa ketiga bayi ke ruang NICU dan merawat mereka selama 25 hari menggunakan alat bantu napas, infus, dan pengawasan medis penuh.
Setelah itu, mereka melanjutkan perawatan selama 30 hari di ruang perawatan bayi. Tri sendiri menjalani perawatan pasca operasi selama tujuh hari.
Kini, ketiga bayi Tri menunjukkan perkembangan menggembirakan. Berat badan mereka meningkat menjadi 2 kg, 1,7 kg, dan 1 kg. Meski begitu, Tri dan suaminya masih rutin membawa bayi-bayi mereka ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi penglihatan, pendengaran, dan paru-paru.
Tri merasa sangat bersyukur karena ia dan suaminya terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI). Program tersebut menanggung seluruh biaya persalinan dan perawatan yang mencapai lebih dari Rp200 juta.
“Kalau tidak ada JKN, kami pasti tidak sanggup membayar biaya sebesar itu. JKN membantu kami dari operasi hingga perawatan bayi, termasuk NICU dan obat-obatan. Kami sangat bersyukur,” ucap Tri dengan suara lirih.
Tri juga menceritakan pengalamannya sebagai peserta JKN saat menjalani perawatan di RSUD Dr. Soedirman Kebumen. Ia mengaku mendapatkan pelayanan yang sama baiknya dengan pasien umum.
“Semua dokter, perawat, dan petugas rumah sakit melayani kami dengan ramah dan profesional. Tidak ada perlakuan yang membedakan,” tegas Tri.
Kisah Tri membuktikan bahwa JKN hadir sebagai penyelamat masyarakat kecil di tengah beban biaya kesehatan yang tinggi. Ketekunan, kasih sayang, dan dukungan negara menjadi kekuatan besar dalam perjuangan Tri melahirkan dan merawat tiga buah hatinya.