SERAYUNEWS – Lebih dari 100 desa di Kabupaten Purbalingga berpotensi mengalami krisis air bersih. Jumlah tersebut, tersebar hampir merata di 12 kecamatan.
Potensi krisis tersebut, berdasarkan peta pengamatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga di tahun-tahun sebelumnya.
Dari data pengiriman bantuan air bersih BPBD Kabupaten Purbalingga sejak tahun 2011-2021, tercatat di tahun 2019 menjadi puncak kondisi terparah. Ada 100 desa yang terdampak kekeringan, di 12 wilayah kecamatan.
“Saat itu bantuan air sampai 4.000 tangki lebih didistribusikan,” kata Kepala BPBD Kabupaten Purbalingga, Priyo Satmoko, Selasa (16/05/2023).
Wilayah Kecamatan Karanganyar, tercatat paling banyak dipasok air bersih pada tahun itu. Saat itu, total sampai 708 tangki. Kekeringan kedua, yakni wilayah Kecamatan Kejobong, di tahun 2019 ada 691 tangki dikirim ke wilayah tersebut.
“Kalau Karanganyar itu ada 11 desa yang biasanya mengalami kekeringan, Kejobong itu 13 desa, dan Kaligondang serta Pengadegan itu juga terdampak kekeringan,” ujarnya.
Priyo Satmoko menyampaikan, mengacu pada prakiraan BMKG Semarang, Juni Dasarian II atau pertengahan Juni 2023 nanti, Purbalingga bakal memasuki musim kemarau.
Hujan deras disertai angin dan petir yang belakangan kerap terjadi, kemungkinan masa peralihan menuju musim kering.