SERAYUNEWS— Umumnya dari kita mengetahui bahwa kulit lumba-lumba berwarna abu-abu atau kebiruan. Ternyata, ada lumba-lumba yang kulit tubuhnya bisa berubah warna merah muda atau pink, yaitu lumba-lumba sungai Amazon.
Jika biasanya kita melihat lumba-lumba di laut, lumba-lumba yang satu ini tinggalnya di air tawar, yaitu perairan Amazon dan Sungai Orinoco di Amerika Selatan.
Lumba-lumba yang juga dikenal dengan nama Boto atau Inia geoffrensis ini merupakan spesies lumba-lumba sungai terbesar di dunia. Panjang tubuh lumba-lumba merah muda ini bisa mencapai 2- 3 meter dan beratnya mencapai 160 kilogram.
Menariknya, lumba-lumba sungai amazon terlahir berwarna abu-abu. Mereka baru berubah warna menjadi merah muda seiring bertumbuh dewasa.
Alasan mengapa lumba-lumba ini berwarna merah muda sebenarnya masih belum pasti. Mengutip laman How Stuff Works, warna merah mungkin datang dari bekas luka dari pertarungan antar pejantan atau saat mereka bermain satu sama lain.
Lumba-lumbanya ini mampu beradaptasi di lingkungan sungai dengan sangat baik. Mereka bisa melakukan manuver di antara batu dan akar pohon.
Tubuhnya bisa berguling, dan kepalanya dengan mudah bergerak ke segala arah. Mamalia ini juga bisa berenang mundur.
Sebagai predator puncak dan piscivora, lumba-lumba pink amazon nyaris makan ikan apa saja dari sungai. Bahkan, dia pun melahap ikan piranha. Selain itu, giginya yang unik mampu makan mangsa keras seperti kepiting sungai atau penyu kecil.
Selama musim hujan, lumba-lumba sungai Amazon ini dapat terlihat berenang melintasi sekitar akar-akar pohon yang tergenang air dan tanaman lain di hutan hujan.
Lumba-lumba sungai Amazone cenderung memiliki sifat yang sangat pemalu. Hal ini membuat para ahli sulit untuk mengetahui jumlah mereka di alam liar.
Namun, ketika boto menunjukkan ketertarikan pada manusia, mereka sangat ramah. Mereka kadang-kadang bermain dengan anak-anak di perairan dangkal.
Lumba-lumba ini juga menjadi salah satu spesies lumba-lumba air tawar yang tersisa di dunia. Siklus reproduksi yang lambat membuat populasi mereka sangat rentan terhadap ancaman.
Pada akhir tahun lalu, setidaknya 120 bangkai lumba-lumba sungai Amazon mengambang di Danau Tefe, Brasil (28/9/2024).
Para ahli menduga kematian massal lumba-lumba itu karena kekeringan parah dan peningkatan panas global yang melampaui ambang batas toleransi spesies ini.
Selain itu, melansir dari laporan Sciencedaily (209/2023), ancaman kepunahan juga diakibatkan kebiasaan memancing masyarakat di perairan sungai Amazon.
Rata-rata, 89% wilayah jelajah lumba-lumba (wilayah tempat mereka tinggal) digunakan untuk memancing. Penangkapan ikan ini dapat menguras populasi mangsa lumba-lumba.
Jadi, wajar jika kemudian lumba-lumba sungai Amazon telah terdaftar sebagai Terancam Punah (Endangered) oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).*** (O Gozali)