
SERAYUNEWS – Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) resmi memulai pembangunan Megatorium Margono Djojohadikusumo sebagai bentuk penghargaan kepada tokoh nasional asal Banyumas.
Pembangunan fasilitas monumental tersebut ditandai dengan prosesi peletakan batu pertama di Kampus 2 UMP Sokaraja, Senin (29/12/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari agenda Laporan dan Refleksi Akhir Tahun 2025 sekaligus puncak peringatan Milad ke-60 UMP. Sejumlah tokoh nasional turut hadir, di antaranya Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir.
Rektor UMP Prof. Jebul Suroso menegaskan bahwa Megatorium Margono Djojohadikusumo tidak hanya dirancang sebagai bangunan fisik, tetapi sebagai pusat strategis pengembangan akademik dan riset.
“Megatorium ini diharapkan menjadi ruang diskusi dan pengembangan pemikiran ekonomi para tokoh besar bangsa seperti Margono Djojohadikusumo dan Soemitro Djojohadikusumo,” ujar Prof. Jebul.
Gedung ini diproyeksikan menjadi titik temu para ilmuwan, peneliti, dan akademisi untuk mendalami serta mengembangkan konsep ekonomi kerakyatan yang relevan dengan tantangan zaman.
Selain sebagai pusat riset, Megatorium Margono Djojohadikusumo juga dirancang sebagai landmark akademik dan budaya dengan berbagai fasilitas pendukung, antara lain:
Hall Utama, berkapasitas hingga 8.000 orang untuk prosesi wisuda dan pertemuan berskala nasional maupun internasional.
Museum Sejarah, yang menampilkan rekam jejak tiga tokoh besar kelahiran Banyumas:
Fasilitas Literasi, berupa perpustakaan modern yang terintegrasi di dalam gedung.
Prof. Jebul menekankan bahwa penamaan Megatorium dengan tokoh-tokoh tersebut merupakan upaya UMP untuk melestarikan dan menghidupkan kembali pemikiran besar yang lahir dari Banyumas.
“Ketiga tokoh ini Banyumas banget, ekonomi banget, dan pemikirannya sangat penting untuk terus digali. Saat ini justru mulai kurang dikenal, padahal gagasannya sangat kontekstual,” kata dia.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) merupakan langkah strategis dalam membangun masa depan bangsa.
“Tidak ada bangsa yang maju tanpa sumber daya manusia yang unggul. Pembangunan bukan hanya soal fisik, tetapi juga pembangunan nilai,” kata Prof. Haedar.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjadikan Pancasila, agama, dan kebudayaan sebagai kompas kehidupan, serta mengimbau agar kecakapan digital tidak disalahgunakan untuk memicu perpecahan sosial.
Dengan dibangunnya Megatorium Margono Djojohadikusumo, UMP menegaskan posisinya sebagai pusat kajian ekonomi nasional yang berpijak pada Pasal 33 UUD 1945. Kehadiran megatorium ini diharapkan mampu melahirkan sumber daya manusia unggul yang berkontribusi nyata bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.