SERAYUNEWS – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi belakangan ini menegaskan komitmen Indonesia untuk terus berada di garis terdepan memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina.
Retno menyampaikan keprihatinannya terhadap situasi kritis di Palestina selama tahun 2023.
Ia mengungkap bahwa itu sebagai masa paling buruk bagi bangsa Palestina yakni dengan lebih dari 21 ribu nyawa hilang akibat agresi Israel.
Menteri Retno menggarisbawahi bahwa Indonesia tidak akan berpaling dari perjuangan bagi hak-hak Palestina.
Dia mencatat bahwa berbagai fasilitas publik, termasuk Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, yang merupakan kontribusi dari rakyat Indonesia, mengalami kerusakan signifikan.
Retno menilai kasus Palestina sebagai cerminan adanya double standard di sejumlah negara, terutama negara-negara maju di Global North.
Menteri Luar Negeri menyoroti negara-negara Global North yang kerap mengkampanyekan hak asasi manusia.
Namun, mereka tampak diam ketika terjadi pelanggaran HAM di Jalur Gaza.
Retno menanyakan mengapa bangsa Palestina dianggap memiliki nilai lebih rendah dan mengapa seruan tentang hak asasi manusia tampak diabaikan oleh sebagian besar negara maju.
Retno juga mengecam ketidakmampuan Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan genosida di Gaza.
Rancangan resolusi yang mendesak gencatan senjata mendapat veto oleh anggota DK.
Indonesia pun, kata Retno, sebagai bentuk komitmennya akan terus berjuang untuk Palestina, bahkan lewat Mahkamah Internasional.
Pada 19 Februari mendatang, Retno akan menyampaikan pernyataan lisan mendukung Mahkamah memberikan Advisory Opinion yang memperkuat posisi hukum Palestina di forum internasional.
“Indonesia memilih berada di sisi sejarah yang benar untuk membela kemanusiaan dan keadilan bagi bangsa Palestina,” kata Menlu Retno dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2024.
Menlu Retno Marsudi juga mencatat capaian diplomasi sembilan tahun terakhir dan menggarisbawahi prioritas diplomasi Indonesia selama hampir setahun ke depan.***