SERAYUNEWS-Program sekolah rakyat merupakan satu upaya pemerintah dalam mempercepat pemutusan rantai kemiskinan di Indonesia. Banjarnegara merupakan satu kabupaten yang memiliki komitmen penuh dalam program tersebut.
Bahkan, saat ini Banjarnegara sudah memiliki 113 calon siswa sekolah rakyat. Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf (Gus Ipul) meninjau langsung proses penjaringan calon siswa sekolah rakyat di Banjarnegara. Gus Ipul mendatangi keluarga yang ada di Kelurahan Krandegan, Kecamatan Banjarnegara. Kunjungan ini menjadi langkah awal penyelenggaraan sekolah berasrama untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
“Saya tadi bertemu Ibu Rusmini. Penghasilannya tidak menentu dan hanya sebagai buruh cuci. Rata-rata penghasilan Rp50 ribu untuk sekali order dan dia harus menghidupi tiga anak. Dia juga single parent dan juga penyandang disabilitas. Rumahnya hanya 2×3 meter, dihuni empat orang. Inilah keluarga yang mendapat perhatian penuh dari Presiden Prabowo,” kata Mensos Gus Ipul, Minggu (25/5/2025).
Rusmini adalah salah satu orang tua calon siswa Sekolah Rakyat. Penjaringan dilakukan melalui Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) yang rutin digelar setiap bulan. Dalam forum ini, para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) diperkenalkan dengan program Sekolah Rakyat. Pendamping sosial lalu mendata anak-anak yang akan lulus SD atau SMP, dan melakukan pendekatan langsung ke rumah mereka.
Rizky (17), anak sulung Rusmini, tercatat dalam desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Ia tinggal bersama ibu dan dua adiknya di rumah sempit yang dibangun di atas tanah milik PT Kereta Api Indonesia (KAI). Rumah tersebut berdinding asbes, berlantai tanah yang hanya dilapisi karpet, beratap seng, tanpa listrik dan tanpa fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) serta berada di akses jalan yang curam.
Karena tekanan ekonomi, Rizky terpaksa putus sekolah dan tidak sempat menyelesaikan pendidikan SMP. Namun di tengah keterbatasan, semangat Rizky untuk belajar tetap menyala. Ia ingin kembali menuntut ilmu dan mengubah masa depan lewat sekolah rakyat.
“Setelah lulus dari sekolah rakyat saya ingin jadi orang yang lebih baik, mewujudkan cita-cita punya bengkel otomotif sendiri. Terima kasih Pak Prabowo dan Pak Menteri. Semoga sehat selalu,” ucap Rizky.
Sekolah Rakyat dirancang dari jenjang SD, SMP, hingga SMA. Modelnya adalah pendidikan berasrama 24 jam yang menggabungkan pembelajaran formal, penguatan karakter, hingga orientasi dan matrikulasi.
Calon siswa wajib lolos verifikasi administratif berbasis DTSEN dan masuk dalam desil 1 atau 2. Tidak ada tes akademik. Kementerian Sosial juga menyiapkan program pemberdayaan bagi orang tua siswa. Bersama pemerintah daerah, berbagai intervensi akan diberikan untuk keluarga miskin seperti Rustini.
“Orangtuanya juga kami bantu. Rumahnya insyaallah akan diperbaiki lewat program pemerintah. Orangtuanya diberdayakan, anaknya bersekolah di sekolah rakyat,” ujar Gus Ipul.
Sementara itu, Bupati Banjarnegara, Amalia Desiana, menyatakan siap mendukung penuh. Saat ini, telah terdaftar 113 anak calon siswa, dan rombongan belajar akan ditingkatkan dari dua menjadi empat kelas sesuai arahan Menteri Sosial.
Semangat keluarga Rusmini layak menjadi inspirasi bagi masyarkat tentang pentingnya pendidikan. Terbukti, meski sang anak sulung terpaksa berhenti sekolah karena masalah ekonomi, dia masih memiliki semangat yang tinggi untuk belajar demi masa depan yang lebih baik.
Dengan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, sekolah menjadi harapan baru bagi ribuan anak Indonesia, jalan keluar dari kemiskinan menuju masa depan yang lebih cerah.