SERAYUNEWS– Para pecinta alam yang tergabung dalam sekretariat bersama pecinta alam Banjarnegara (Sekber PAB) mengaku sangat kecewa dan bersedih hati. Pasalnya, di jalanan Banjarnegara baik kota maupun pedesaan banyak banner atau alat promosi baik milik usaha tertentu maupun politik tertancap karena terpaku di pohon.
Arif Hudiono, aktivis Sekber PAB mengatakan, pohon bukan tempat memasang banner peraga atau promosi apapun terlebih sampai memakai paku. “Pohon juga makhluk hidup. Jika sering dipaku tentu itu menyakiti dan bisa menyebabkan pohon rusak atau mati,” katanya yang populer dengan nama Ateng.
Selain itu, kata Arif, pohon merupakan paru-paru dunia yang tentu menjadi penjaga oksigen. Sehingga, katanya, jika sampai terganggu tumbuhnya tentu akan menjadi masalah bagi kesehatan. “Apakah tidak ada tempat lain selain pohon. Terlebih, kan memang ada larangan memasang banner di pohon karena juga mengganggu keindahan,” katanya.
Slamet Purwanto pemerhati lingkungan Banjarnegara juga sangat menyayangkan masih adanya orang tertentu, perusahaan bahkan politik yang memanfaatkan pohon untuk promosi. “Paku yang terpaku di pohon akan mengakibatkan kerusakan secara perlahan. Padahal, pohon untuk tumbuh besar butuh waktu puluhan tahun. Jangan sakiti dan rusak pohon hanya untuk kepentingan tertentu,” katanya.
Selain pohon bisa mati, kerusakan lain juga bisa muncul karena pohon membusuk sehingga mudah tumbang. Tentu, saat tumbang akan menjadi ancaman keselamatan bagi pengguna jalan. “Mari cintai alam agar alam bersahabat dengan kita dengan minimal tidak memaku pohon,” katanya.
Terlebih, kata Slamet, larangan banner dipaku di pohon sudah ada peraturannya. Sehingga, katanya, harapannya instansi terkait dalam hal ini Satpol PP Kabupaten Banjarnegara dapat melakukan penertiban.
Belakangan alat promosi atau banner dan sejenisnya memang merebak di hampir seluruh Banjarnegara. Pasalnya saat ini adalah masa kampanye Pemilu 2024. Di masa kampanye calon anggota legislatif dan calon Presiden-Wakil Presiden banyak memasang alat peraga untuk mengampanyekan diri.