Purwokerto, serayunews.com
Serayunews mencoba mencari informasi terkait bangunan tersebut, dengan meminta keterangan sejumlah warga di sekitar. Beberapa dari mereka, mengaku tidak tahu persis siapa yang dimakamkan di situ maupun cerita asli dari bangunan yang berada di tengah jalan tersebut.
Ada beberapa versi cerita, ada yang mempercayai sebagai makam salah satu prajurit Pangeran Diponegoro yang sakti mandraguna. Ada juga yang menyebut itu makam seseorang dengan ilmu kanuragan rawa rontek yang hanya bisa mati ketika anggota tubuhnya tidak menyentuh tanah.
“Katanya waktu kalah bertarung, tubuh orang itu digantung, sampai nggak nyentuh tanah. Jadi akhirnya bisa mati dan makamnya di situ,” ujar Kurniawan (41), warga Kelurahan Sokanegara.
Ada juga terkait dengan cerita seorang bernama Ragasemangsang. Dia adalah tokoh jahat yang memiliki kesaktian Ajian Pancasona kebal dengan serangan berbagai macam senjata. Dia hanya bisa mati dengan cara digantung dan tubuhnya tidak menyentuh tanah. Orang yang mengalahkannya, adalah seorang kiai bernama Kiai Pekih yang sekarang menjadi nama jalan di sebelah barat Alun-alun Purwokerto.
Namun, beberapa versi cerita itu belum terbukti secara pasti. Karena tidak ada sejarah tertulis, baik di museum atapun arsip milik Pemkab Banyumas.
“Cerita yang kami dengar hanya cerita lisan saja, karena beberapa pihak tidak ada yang dapat memastikan itu benar atau tidak. Sampai sekarang siapa Ragasemangsang pun, tidak ada yang tahu,” ujar Sub Koordinator Purbakala dan Permuseuman Dinporabudpar Kabupaten Banyumas, Arif Rachman Achmadi.
Namun demikian, bangunan tersebut termasuk salah satu bangunan lama. Karena itu, Pemkab Banyumas pun merawatnya.
“Kami rawat, karena itu bangunannya sudah lama sebelum pendapa berdiri. Sementara pendapa berdiri itu tahun 1930-an,” kata dia.