Purwokerto, serayunews.com
Dengan adanya larangan tersebut, para pengusaha travel yang berharap bisa mememulihkan keuangannya pada saat menjelang Lebaran, sekarang justru harus gigit jari. Seperti yang dirasakah oleh salah satu pengusaha travel di Purwokerto, Tri Kusuma yang diwakilkan oleh Publik Relationsip, Dian Susilowati.
Meski, mendukung kebijakan pemerintah tersebut, dia mengaku saat ini keuangan perusahaannya benar-benar dalam keadaan yang tidak sehat. Dalam setahun terakhir omzetnya hanya tinggal 20 persen.
“Pada awal bulan puasa sebelum adanya keputusan resmi larangan mudik, sudah mulai naik permintaan dan pesanan ke kami,” kata dia.
Perusahaannya, lanjut Dian, memiliki 25 armada, dimana saat ini hanya 5-7 armada yang beroperasi, itupun harus dikurangi kapasitas maksimal sebanyak delapan orang menjadi lima orang.
“Paling banyak itu penumpang ke wilayah Jogja, Solo, Semarang, kalau ke Jakarta itu paling hanya membawa paket,” ujarnya.
Imbas dari penurunan omzet tersebut, pada akhirnya perusahannya harus mengurangi hari kerja bagi para pekerjanya. Pekerja yang semula 26 hari kerja, sekarang hanya 10 hari kerja yang otomatis gajinya disesuaikan.
“Jika hendak mengangkut penumpang, kami selalu mengingatkan para pemumpang agar punya surat rapid antigen,” kata dia.
Terkait larangan mudik pada tanggal 6-17 Mei 2021, pihaknya akan tetap mengikuti peraturan pemerintah yang ada. Sebagai gantinya, mereka akan menyediakan jasa angkutan wisata dalam kabupaten yang bisa dimanfaatkan warga lokal.